Subscribe to RSS feed

Search

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 14 September 2010

Kepemimpinan Sosial

Kepemimpinan Berbasis Hubungan Sosial

Oleh : Kabul Wahyu Utomo, SE, MM.

Pada acara Silaturahmi Keluarga STIE Putra Bangsa Kebumen

Kebumen, 13 September 2010


n Kepemimpinan adalah perilaku individu ketika dia mengarahkan aktifitas group untuk berbagi tujuan. (Hemphill dan Coons 1957 pada Yukl 1989)

n Locke, et al., 1991 mengartikan kepemimpinan sebagai proses untuk mengajak yang lain guna beraksi mencapai tujuan tertentu.

n Dari apa yang disampaikan Locke, et al., 1991 tersebut kepemimpinan mempunyai 3 elemen yaitu:

Ø Relasi dengan pengikut,

Ø Proses untuk melakukan sesuatu,

Ø dan mengajak yang lain untuk mengambil tindakan

n Locke, et al. 1991 menambahkan bahwa pemimpin bukanlah diktator yang menggunakan kekuasaan (paksaan/ ancaman fisik) untuk mencapai tujuan, tetapi pemimpin seharusnya menggunakan kepentingan diri pengikut yang diletakkan sejalan dengan kepentingan organisasi.

n Dansereau, Graen dan Haga (1975) mengatakan bahwa dalam satu hubungan antara atasan dan para bawahan dalam satu unit, atasan mengembangkan dua teknik yaitu

Ø Leadership exchange” (mempengaruhi tanpa authority/ kekuasaan)

Ø Supervision relationship” (mempengaruhi dengan mendasarkan pada authority/ kekuasaan).

n Pemikiran mengenai kepemimpinan kemudian berkembang tidak hanya seperti pandangan tradisional yang lebih membahas aspek dari kepemimpinannya terkait dengan atribut dari kepemimpinan,

n Namun kemudian berkembang dengan penambahan pemikiran mengenai hubungan antara atasan dan bawahan

n Pemikiran mengenai hubungan antara atasan dan bawahan tersebut kemudian menginspirasi penelitian-penelitian yang berhubungan dengan The Vertical Dyad Linkage yang kemudian populer dengan Leader Member Exchange (LMX) (Graen, Novak and Sommerkamp, 1982)

n Artikel klasik milik Dansereau, Graen dan Haga (1975)A Vertical Dyad Linkage Approach to Leadership within Formal Organizations, A Longitudinal Investigation of the Role Making Process

n Dansereau, Graen dan Haga (1975) melakukan studi investigasi longitudinal terhadap 60 responden dengan menggunakan pengukuran LMX adalah “Negotiating Latitude” dengan 2 item pertanyaan.

n Negotiating Latitude didefinisikan sebagai sejauh mana atasan bersedia mempertimbangkan permintaan dari anggota mengenai pengembangan peran.

n Dari 60 responden tersebut didapatkan 29 resonden memiliki high negotiating latitude sedangkan sisanya 31 responden kurang mendapat kesempatan untuk bernegosiasi dengan atasan.

n Selanjutnya pada studi tersebut kemudian yang memiliki high negotiating latitude disebut “IN” sedangkan yang lemah atau kurang mendapat kesempatan disebut “OUT”.

n Berangkat dari ide artikel tersebut kemudian berkembanglah konsepsi mengenai kepemimpinan dari perspektif yang berbeda yaitu dari hubungan antara atasan dan bawahan.

n Berdasarkan teori Vertical Dyad Linkage, subordinates memilih bawahan dikarenakan,

n a) kompetensi dan ketrampilan,

n b) sejauh mana dia bisa dipercaya,

n c) motivasi bawahan untuk bertanggung jawab lebih tinggi dalam unit.

n Orang-orang yang dipilih tersebut (in-group members) memberikan kontribusi melebihi kerja formal dan mengambil tanggung jawab pada tugas-tugas yang lebih penting untuk kesuksesan unit. Mereka mendapat perhatian, dukungan, dan sensitivitas dari atasan.

n Sedangkan bawahan lainnya yang tidak termasuk dalam in group adalah out-group members dan mereka berkinerja dengan lebih rutin (Liden and Graen, 1980)

n Hubungan pertukaran yang rendah memiliki karakteristik secara relatif memiliki level pengaruh saling menguntungkan yang rendah.

n Untuk memuaskan hubungan out-group, bawahan hanya perlu menuruti dengan peran formal yang diminta (seperti, tugas, aturan, prosedur standar, dan legitimasi perintah dari pimpinan).

n Sejauh pelaksanaan berjalan baik dan diterima, bawahan menerima benefit standart dari pekeraannya (seperti gaji).

n Sedangkan kualitas pertukaran tinggi (in-group) mengacu pada hubungan yang mutually supportive (saling mendukung) antara atasan dan bawahan.

n Hubungan dalam pertukaran ini terjadi karena mempertimbangkan ketertarikan dan saling percaya (Denserau, et. al., 1975 dan Liden dan Graen, 1980 pada Deluga R.J.1998), loyalitas yang kuat, komunikasi yang nyaman, dan pengaruh diluar aturan (Dienesch dan Liden, 1986 pada Deluga R.J.1998).

n Pada saat hubungan in-group dikembangkan, kepemimpinan tergantung pada pertukaran interpersonal, bukan kewenangan formal.

n Pemimpin akan kehilangan kontrol dan menjadi lebih tergantung pada outcome dari negosiasi dengan bawahan, namun bawahan berisiko reward yang kurang dari seharusnya. (Miner. J.B. 1980)

n Menurut Robbins (2007) “akibat dari tekanan waktu, pemimpin menetapkan bahwa adanya sebuah hubungan khusus dengan suatu group yang terdiri dari beberapa pengikutnya.

n Group ini dibagi menjadi dua,pertama disebut dengan in group,yang terdiri dari orang-orang yang dipercaya dan mendapat ketidakseimbangan dalam hal ini perhatian dari seorang leader dan cenderung mendapatkan hak-hak khusus.

n Yang kedua disebut dengan out group. Mereka mendapat sedikit dari waktu yang diberikan oleh leadernya,sedikit kontrol yang diberikan oleh leader dalam hal pemberian penghargaan, dan hubungan leader dengan out group berdasarkan pada hubungan wewenang yang formal.

n Hasil penelitian Deluga, R.J., 1998 didapatkan hasil yang mengatakan bahwa kualitas LMX memiliki hubungan yang signifikan dengan OCB (Organizational Citizenship Behavior) bawahan dan efektifitas supervisi.

n Pada artikel Duarte, Goodson and Klich 1993 dikatakan bahwa LMX akan berhubungan dengan penilaian kinerja

n Jika in group LMX berkinerja baik maka tidak menjadi masalah dalam penilaian kinerja, begitu juga pada outgroup jika mereka berkinerja baik, maka relatif penilian kinerja akan baik.

n Masalah muncul ketika kinerja buruk. Pada saat outgroup berkinerja buruk maka penilaian akan tidak bermasalah, namun jika outgroup berkinerja buruk, maka hal ini yang menjadi masalah, karena atasan akan membela dan memaafkan serta dapat memaklumi kinerja buruk dari ingroup (Duarte, Goodson and Klich 1993).

n Pembahasan mengenai LMX masih menarik terbukti Henderson, Liden, Glibkowski, Chaudhry, 2009, menulis terkait dengan Antecedent dan Outcome dari LMX seperti pada gambar berikut ini:

Simpulan

n Pemikiran mengenai hubungan atasan dan bawahan muncul karena tekanan waktu, sehingga pemimpin mengembangkan hubungan dekat dengan hanya beberapa bawahan tertentu (Graen, 1976 pada Dienesch dan Liden 1986).

n Perbedaan kualitas pertukaran pemimpin-anggota yang terbagi ke dalam dua kategori dasar yaitu: In Group (ditandai dengan kepercayaan yang tinggi, interaksi, dukungan , dan formal / informal penghargaan) dan Out Group (dicirikan oleh rendahnya kepercayaan, interaksi, dukungan, dan penghargaan).

Terima Kasih

Selamat Hari Raya Idul Fitri,

Minal Aidzin Wal Faidzin,

Mohon Maaf Lahir Bathin

Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan, Memaafkan adalah sifat orang perkasa. (Ghandi)

0 comments:

Posting Komentar