“PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS I SMP
NEGERI 7 KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN PELAJARAN 2003/2004”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan seseorang karena dengan pendidikan seseorang akan mendapatkan berbagai pengetahuan, pengalaman, ketrampilan serta kepribadian yang matang sehingga akan mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan tatanan masyarakat.
Proses pendidikan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah, serta berlangsung seumur hidup (long life education) karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan sekolah yang merupakan faktor penting dalam pengembangan manusia dan masyarakat seutuhnya. Pendidikan Nasional dirumuskan dalam Undang – Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa dan beriman kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi perkembangan dan pendidikan pada saat berikutnya. Dari kecil anak sudah dididik dan dibimbing untuk memiliki sikap kepribadian dan ketrampilan, yang berguna bagi kehidupannya kelak (Agus Sugiarto, 1990: 1).
Anak sebagai anggota keluarga selalu mendapatkan pembinaan dan bimbingan serta perhatian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap mental anak dalam menghadapi berbagai masalah yang meliputi masalah kesehatan jasmani, masalah keadaan keuangan, masalah cara belajar, masalah suasana pada saat belajar dan sebagainya, di samping kondisi – kondisi yang menyebabkan pentingnya peranan orang tua dalam proses sosialisasi anak.
Sumadi Suryabrata (1998 : 14) mengemukakan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Pendapat senada disampaikan oleh Sri Rumini (1998 : 125) bahwa perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun di luar diri kita. Sehingga perhatian orang tua merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh orang tua yang berhubungan erat dengan kebutuhan kasih sayang, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan akan kesehatan.
Keluarga merupakan lingkungan hidup pertama dan utama bagi setiap anak sehingga dalam keluarga ini anak akan mendapatkan rangsangan, hambatan, atau pengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan baik itu perkembangan biologis maupun perkembangan jiwa dan pribadinya (Aryatmi Siswohardjono, 1990: 513). Dalam lingkungan keluarga anak akan mulai mengenal masyarakat sekitar, mempelajari norma-norma atau aturan permainan dalam hidup bermasyarakat. Selanjutnya anak tidak hanya dilatih untuk mengenal norma-norma dan pedoman hidup dalam masyarakat, tetapi juga dilatih untuk menghargai dan mengikuti norma-norma tersebut melalui kehidupan dalam keluarga. Dalam kehidupan keluarga anak akan belajar untuk dapat berperilaku yang wajar sehingga mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sugeng Hariyadi (1999 : 104) mengemukakan penyesuaian diri merupakan proses penyelarasan antara kondisi diri sendiri dengan sesuatu obyek atau perangsang melalui kegiatan belajar. Sugeng Hariyadi (1999 : 104) lebih lanjut menjelaskan penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat memperoleh kesejahteraan jasmani dan rokhani serta dapat melakukan relasi-–relasi secara memadai sesuai dengan tuntutan–tuntutan sosial. Jadi kemampuan penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat memperoleh kesejahteraan jasmani dan rokhani serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal
Peranan perhatian orang tua dalam diri anak terhadap proses penyesuaian sangat besar. Pada kenyataan menunjukkan bahwa anak yang mendapat perhatian orang tua, mereka memiliki kecenderungan lebih mudah bereaksi dengan orang lain dan sebaliknya banyak anak yang kurang mendapat perhatian orang tua secara baik. Oleh karena itu faktor perhatian orang tua sangat menentukan pola tingkah laku anak (Muklas Damanhuri, 2000 : 2).
Orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama bagi anaknya, jika orang tua berhasil memberikan pendidikan dengan baik, maka putra-putrinya dapat berperilaku yang wajar dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa orang tua yang selalu sibuk melakukan kegiatan di luar rumah, dapat menyebabkan anak memiliki kecenderungan kurang memberikan perhatian kepada anaknya. Dari kurangnya perhatian yang diperoleh anak dapat menyebabkan pola tingkah laku anak kurang terkontrol sehingga menyebabkan penyesuaian diri pada diri anak tidak dapat berjalan dengan baik.
Kemampuan dan cara seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan berbeda-beda, proses penyesuaian diri tersebut memerlukan penguasaan sejumlah kebiasaan, kecakapan, sikap dan nilai yang merupakan metode seseorang untuk menentukan penyesuaian tersebut.
Kenyataan menunjukkan tidak setiap orang mampu menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Ada yang baik dalam proses penyesuaian diri, ada yang sedang, dan ada yang rendah.
Kemampuan dan keberhasilan seseorang dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar dibedakan faktor dalam diri dan faktor luar diri. Faktor dalam diri adalah kepribadian sedangkan faktor luar diri adalah faktor lingkungan sosial.
Faktor kepribadian merupakan faktor yang berasal dari sifat dasar seseorang yang diturunkan orang tuanya. Karena masing-masing individu memiliki kepribadian yang berbeda maka kemampuan penyesuaian diri juga berbeda. Faktor lingkungan sosial merupakan faktor manusia yang ada di lingkungannya termasuk keluarga, teman sebaya, teman bergaul, dan sebagainya. Hal ini mempengaruhi pola interaksi individu dengan lingkungannya (Muklas Damanhuri, 2000 : 5)
Abu Ahmadi (1992 : 202) mengemukakan hubungan individu dengan lingkungan merupakan hubungan yang timbal balik yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya juga individu juga dapat mempengaruhi lingkungan. Lebih lanjut dijelaskan sikap - sikap individu terhadap lingkungan adalah individu menolak atau menentang lingkungang, hal ini terjadi jika dalam kehidupan bermasyarakat individu tidak cocok dengan norma–norma dalam masyarakat; individu menerima lingkungan, hal ini terjadi jika keadaan dalam masyarakat sejalan dengan yang ada dalam diri individu; individu bersikap netral, dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga tidak menolak. Corak interaksi antara individu dengan lingkungannya tersebut merupakan usaha–usaha individu untuk menyesuaikan diri.
Perhatian orang tua terhadap anak yang cukup, diharapkan anak mempunyai kepribadian yang matang, sehingga mampu bersikap dan bertingkah laku yang benar, sesuai dengan tatanan masyarakat, anak akan mampu berinteraksi yang benar dalam proses penyesuaian diri pada lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
SMP Negeri 7 Kebumen merupakan Sekolah Menengah Pertama yang sedang berkembang dengan kondisi orang tua siswa yang bermacam-macam, baik tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan ataupun pekerjaan. Dengan perbedaan tersebut menyebabkan perhatian yang diperoleh siswa dari orang tuanya juga berbeda, sehingga menyebabkan kemampuan siswa untuk penyesuaian diri juga berbeda, baik itu penyesuaian diri terhadap lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Perbedaan kemampuan siswa dalam proses penyesuian diri menyebabkan perbedaan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa yang berhasil dalam proses penyesuaian diri akan berhasil pula dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan siswa merasa mudah untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penulis tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian, untuk menyelidiki pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis sajikan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 ?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis ajukan maka penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
Dengan tersusunnya penelitian ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu bimbingan dan konseling tentang pengaruh antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, khususnya guru pembimbing dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam memberikan layanan terhadap siswa, khususnya mengenai masalah penyesuaian diri yang ditinjau dari perhatian orang tua siswa.
b. Bagi orang tua dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada anak , sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pendidikan anak.
c. Bagi peneliti akan bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah penyesuaian diri yang ditinjau dari perhatian orang tua siswa.
E. Definisi Istilah
Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau penafsiran lain, maka penulis ingin menegaskan istilah sesuai dengan judul yang penulis angkat, adalah sebagai berikut :
1. Perhatian Orang Tua
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun diluar dirinya (Abu Ahmadi, 1991 : 145). Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau seorang pria dan wanita yang menjadi ayah dan ibu seseorang berdasarkan adat atau hukum yang berlaku (Lukman Ali, 1995: 706)
Yang dimaksudkan dengan perhatian orang tua dalam penelitian ini adalah aktivitas yang seharusnya dilaksanakan orang tua yang berhubungan dengan kebutuhan jiwani (kasih sayang), kebutuhan rokhani (ibadah) dan kebutuhan jasmani anak.
2. Kemampuan Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat memperoleh kesejahteraan jasmani dan rokhani serta dapat melakukan relasi-relasi secara memadai sesuai dengan tuntutan–tuntutan sosial (Sugeng Hariyadi, 1999 : 104).
Yang dimaksudkan dengan kemampuan penyesuaian diri dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat memperoleh kesejahteraan jasmani dan rokhani dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
F. Sistematika Penelitian Ilmiah
Sesuai dengan judul dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka sistematika penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika penelitian ilmiah.
Bab II adalah kajian pustaka dan hipotesis, yaitu menerangkan atau menganalisa dan mermbahas permasalahan secara teoritis tentang perhatian orang tua, kemampuan penyesuaian diri, pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri dan hipotesis.
Bab III adalah metode penelitian, pada bab ini membahas tentang rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV adalah hasil penelitian, pada bab ini dikemukakan tentang deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan.
Bab V adalah penutup, pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran.
Pada bagian akhir dari skripsi ini berisi tentang daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua
1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Pada hakeketnya perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan anak. Kenyataan menunjukkan bahwa anak yang mendapat perhatian orang tua, mereka mempunyai kecenderungan yang lebih baik untuk berkembang, baik fisik maupun psikisnya keadaan atau keberadaannya.
Menurut Sayekti Pujo Suwarno (1994 : 54) perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati, menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok hubungan yang baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarganya, lebih jauh lagi orang tua harus mengarahkan perhatiannya untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi di dalam keluarga dan perlu memperhatikan pula terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga.
Jadi pada dasarnya bahwa perhatian merupakan suatu dasar pokok dalam menjalani hubungan yang dapat berbentuk kasih sayang, perilaku, kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Sumadi Suryabrata (1995 : 125) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
Sri Rumini (1991 : 145) berpendapat bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, perhatian juga didefinisikan dengan pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.
Menurut pendapat Abu Ahmadi (1992 : 145) perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perhatian adalah keaktifan kesadaran seluruh jiwa yang bertujuan pada suatu obyek yang disertai suatu aktifitas yang dilakukan.
Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau seorang pria dan wanita yang menjadi ayah dan ibu seseorang berdasarkan adat atau hukum yang berlaku (Poewodarminto, 1995: 706). Yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu kandung atau seorang pria dan seorang wanita yang menjadi ayah dan ibu dari siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak (S. T Vembriarto, 1990 : 45).
Sedangkan Kuatno Adi Setiawan (1986:28-29) mengemukakan bahwa orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama karena anak mengenal pendidikan yang pertama kali adalah di dalam lingkungan keluarga. Bila sejak lahir, pergaulan diantara orang tua dan anak yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian maka seseorang anak akan berkembang kearah kedewasaan dengan wajar.
Dari seluruh uraian di atas dapat diperoleh pengertian bahwa perhatian orang tua adalah keaktifan kesadaran jiwa orang tua yang tertuju pada anaknya yang disertai dengan aktifitas – aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan kasih sayang, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan akan kesehatan.
2. Bentuk – Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Anak
Keluarga adalah lingkungan hidup pertama dan utama bagi setiap anak. Dalam keluarga ini anak mendapat rangsangan, hambatan atau pengaruh yang pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan baik perkembangan biologis, jiwa ataupun pribadi.
Aryatmi Siswohardjono (1990: 514) mengemukakan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok yang meliputi kebutuhan jasmani, jiwani dan rokhani.
Dari uraian di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua sebagai pendidik secara kodrati akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan anaknya. Sehingga dapat diperoleh pengertian bahwa bentuk-bentuk perhatian orang tua terhadap anak adalah
a. Pemenuhan kebutuhan pokok jasmani
Orang tua akan selalu berusaha agar pertumbuhan badan anak tidak terganggu diantaranya dengan mamberikan makanan yang cukup gizinya, karena seorang anak yang kekurangan gizi pertumbuhan badannya terganggu yang dapat mengganggu perkembangan mental anak.
b. Pemenuhan kebutuhan pokok kejiwaan
Kebutuhan pokok kejiwaan diantaranya meliputi kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan diakui dan sebagainya. Pemenuhan kebutuhan pokok kejiwaan dalam jumlah yang cukup dan dengan cara yang tepat akan menolong anak dalam pertumbuhan jiwa dan membentuk pribadi yang sehat. Jika hal terjadi maka besar kemungkinan anak akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Anak akan memiliki kelincahan, keberanian, dan kesanggupan untuk menghadapi hidup dengan segala kesukaran dan tantangan dalam berbagai situasi hidup yang dimasuki. Sebaliknya anak yang tidak terpenuhi kebutuhan pokok kejiwaan akan dapat mengalami kesukaran dalam penyesuaian diri, takut menghadapi kegagalan dan akan mengalami kesukaran dalam pergaulan .
c. Pemenuhan kebutuhan pokok rokhani
Selain kebutuhan pokok jiwani, orang tua juga memperhatikan kebutuhan pokok rokhani yang diantaranya dengan cara memperkenalkan kebesaran Tuhan, menciptakan suasana dimana anak merasakan iman orang tua kepada Tuhan, dan sebagainya. Pemenuhan kebutuhan pokok rokhani akan berpengaruh pada pertumbuhan iman dan kepercayaan anak kepada Tuhan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya adalah aktifitas yang dilakukan orang tua dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan pokok anaknya yaitu kebutuhan jasmani, kebutuhan jiwani yaitu kebutuhan anak tentang rasa kasih sayang dan kebutuhan rokhani yaitu kebutuhan anak tentang bimbingan dan pertumbuhan iman dan kepercayaan anak kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua terhadap Anak
Sayekti Pujo Suwarno (1994 : 46) menjelaskan bahwa hal-hal yang berkait dengan perhatian orang tua yang harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap pendidikan putra – putrinya yaitu:
a. Perasaan cinta kasih, disiplin dan beraturan
b. Ajaran dan pengalaman
c. Membiasakan kebersihan dan menjaga kesehatan
d. Berbuat baik kepada sesama manusia dan suka menolong
e. Memberi tauladan yang baik
Di samping faktor-faktor di atas, faktor kondisi individu yang mempengaruhi perhatian pada umumnya meliputi :
a. Jasmani, keadaan jasmani orang tua yang terganggu, misalnya sakit, lelah, lapar, dan sebagainya mempengaruhi kurangnya pemusatan perhatian.
b. Rohani, keadaan rohani orang tua yang terganggu, misalnya terlalu banyak berfikir, kecewa, bingung, cemas dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak.
c. Kesibukan orang tua, kesibukan orang tua diluar rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak.
d. Ekonomi, ekonomi keluarga yang berkecukupan sangat mempengaruhi orang tua dalam memberikan perhatian kepada anaknya, sebaliknya bagi orang tua yang lemah ekonominya akan kurang perhatiannya dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan anaknya.
e. Lingkungan sosial, keluarga yang berada di lingkungan desa, lingkungan kota, lingkungan pabrik, lingkungan pendidikan akan mempunyai perbedaan dalam memberikan perhatian kepada anak-anaknya (Muklas Damanhuri, 2000:16-17)
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan faktor – faktor kondisi yang mempengaruhi perhatian orang tua kepada anaknya adalah keadaan jasmani orang tua, kesibukan orang tua, keadaan ekonomi orang tua dan kondisi lingkungan sosial keluarga.
4. Macam–Macam Perhatian Orang Tua terhadap Anak
Perhatian dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Sri Rumini (1991 : 12) membagi perhatian menjadi dua yaitu:
a. Perhatian selektif, merupakan perhatian yang ada di bawah kontrol individu, dimana individu memilih untuk memfokuskan pada sumber informasi yang istimewa dari lingkungan.
b. Perhatian otomatis, merupakan proses perhatian yang terjadi tanpa usaha.
Sedangkan menurut Danuri (1991 : 12) perhatian dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Perhatian spontan dan perhatian paksaan
Apabila kita senang terhadap sesuatu, perhatian kita akan tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita harus memaksakan perhatian kepadanya.
b. Perhatian konsentratif dan perhatian distributif
Apabila kita memusatkan perhatian kita pada satu hal saja, maka kita menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita memperhatikan beberapa hal, maka kita menamakan perhatian tersebut distributif.
c. Perhatian sembarangan
Perhatiam macam ini tidak tetap, berpindah–pindah dari obyek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.
Dengan melihat beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa macam - macam perhatian dapat digolongkan berdasarkan obyek tertentu yang disertai aktivitas. Dalam penelitian ini macam perhatian orang tua terhadap anak diambil beberapa indikator yaitu perhatian terhadap kebutuhan jiwani atau kasih sayang, perhatian terhadap kebutuhan rohani dan perhatian terhadap kebutuhan jasmani.
B. Tinjauan tentang Kemampuan Penyesuaian Diri
1. Pengertian Kemampuan Penyesuaian Diri
Makna akhir dari proses pendidikan seorang individu adalah sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaiakan diri dengan kebutuhan–kebutuhan hidupnya daripada tuntutan masyarakat. Dengan pengalaman–pengalaman yang telah didapatkan secara berkesinambungan akan membentuk pribadi tertentu dimasa mendatang. Seorang individu mempunyai kepribadian yang sehat apabila memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri sendiri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian penyesuaian diri yang berpedoman pada pendapat para ahli.
Sunarto dan Agung Hartono (1995 : 24) berpendapat bahwa penyesuaian diri berarti adaptasi, dapat mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah serta dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
Moh Surya (1985 : 13) berpendapat bahwa proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai kesinambungan dari dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan, lebih lanjut dijelaskan bahwa penyesuaian diri dikatakan berhasil bila individu dapat memenuhi kebutuhan dengan cara – cara yang wajar dan dapat diterima oleh lingkungannya tanpa merugikan atau mengganggu lingkungan.
Vembriarto (1997 : 17) menjelaskan proeses penyesuaian diri merupakan reaksi terhadap tuntutan–tuntutan terhadap dirinya. Gerungan Dpl Psyh (2000:54) berpendapat bahwa definisi menyesuaikan diri adalah mengubah diri sendiri sesuai keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapat diperoleh pengertian kemampuan penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat memperoleh kesejahteraan jasmani dan rokhani serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal. Dalam penelitian yang dimaksudkan adalah kemampuan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penyesuaian Diri
Sugeng Hariyadi (1993 : 110 – 112) menjelaskan bahwa pada dasarnya proses penyesuaian diri siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun penjelasan dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor – faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi proses penyesuaian diri individu adalah:
1) Faktor motif
Faktor motif adalah motif – motif sosial, diantaranya motif berafiliasi, motif berprestasi dan motif mendominasi. Dengan motif – motif tersebut akan mendorong siswa untuk berhubungan dan kerja sama dengan siswa lain, mengaktualisasi bakat, potensi dan kemampuannya, serta memimpin siswa lain, sehingga akan berpengaruh terhadap pola maupun kadar penyesuaian diri.
2) Faktor konsep diri siswa
Konsep diri merupakan cara memandang seseorang terhadap dirinya sendiri, baik pada aspek fisik, psikologis, sosial, maupun aspek akademik. Siswa dengan konsep diri tinggi akan lebih memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang menyenangkan dibanding dengan siswa dengan konsep diri yang rendah, pesimis ataupun kurang yakin terhadap dirinya sendiri.
3) Faktor Persepsi Siswa
Yang dimaksud persepsi siswa di sini adalah pengamatan dan penilaian siswa terhadap obyek, peristiwa dan kehidupan, baik melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut.
Persepsi siswa yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan kemampuan mengelola pengalaman dan belajar dalam kehidupan secara terus–menerus, meningkatkan keaktifan, kedinamisan dan kesadaran terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah.
4) Faktor Sikap Siswa
Sikap siswa merupakan kecenderungan siswa untuk berpelaku positip atau negatif. Siswa yang bersikap positip terhadap sesuatu yang dihadapi akan lebih memiliki peluang untuk melakukan penyesuaian diri dari pada siswa yang sering bersikap negatip atau suka menyangkal tatanan yang telah mapan.
5) Faktor Intelegensi dan Minat
Intelegensi merupakan modal untuk menalar, menganalisis dan menyimpulkan berdasar argumentasi yang benar, sehingga dapat menjadi dasar dalam melakukan proses penyesuaian diri. Ditambah dengan faktor minat pengaruhnya akan lebih nyata. Bila siswa telah memiliki minat terhadap sesuatu, maka proses penyesuaian diri biasanya cepat dan lancar.
6) Faktor Kepribadian
Pada prinsipnya, tipe kepribadian ekstrovert akan lebih mudah untuk melakukan penyesuaian diri dibanding dengan tipe kepribadian introvert, yang cenderung kaku dan statis.
b. Faktor Eksternal
Faktor – faktor internal yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa adalah :
1) Faktor Keluarga
Pada dasarnya faktor keluarga yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa adalah pola asuh keluarga. Pola asuh yang demokratis dengan suasana keterbukaan lebih memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan proses penyesuaian diri secara efektif dibanding dengan pola asuh keluarga yang otoriter maupun pola asuh yang penuh kebebasan.
2) Kondisi Sekolah
Kondisi sekolah yang sehat dimana siswa dapat merasa bangga dan kerasan terhadap sekolahnya telah memberikan landasan kepada siswa untuk dapat bertindak menyesuaikan diri secara harmonis di masyarakat, sebaliknya kondisi sekolah yang kurang sehat dimana siswa merasa tidak kerasan, tidak senang dengan guru–gurunya, sering terjadi perkelahian, bolos sekolah merupakan hal biasa, dan sebagainya akan mempengaruhi proses penyesuaian diri siswanya.
3) Faktor Kelompok Sebaya
Kelompok – kelompok teman sebaya ada yang menguntungkan terhadap pengembangan proses penyesuaian diri siswa, tetapi ada pula yang justru menghambat proses penyesuaian diri siswa. Kelompok sebaya akan menguntungkan bila kegiatan–kegiatan bersamanya terarah, terprogram, dan dapat dipertanggungjawabkan secara psikologis, sosial dan moral. Sebaliknya bila kelompok sebaya tidak berkepastian, cenderung mengacau, membuat gaduh, merugikan masyarakat dengan melakukan pelanggaran–pelanggaran maka tidak menguntungkan.
4) Faktor Prasangka Sosial
Prasangka Sosial merupakan kecenderungan sebagian masyarakat yang menaruh prasangka terhadap para siswa, misalnya dengan mengatakan sebagai remaja yang nakal, sukar diatur, suka menentang orang tua, suka cuek, suka minum–minum, bereksperimen seks, malas, cari enaknya dan sebagainya. Prasangka–prasangka sosial tersebut akan menjadi kendala proses penyesuaian diri remaja.
5) Faktor hukum dan Norma Sosial
Yang dimaksud adalah pelaksanaan tegaknya hukum dan norma–norma sosial yang berlaku. Bila masyarakat benar–benar konsekuen menegakkan hukum dan norma–norma yang berlaku maka akan mengembangkan remaja–remaja yang benar penyesuaiannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahawa faktor–faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain: pembawaan atau sifat dasar, latihan atau pelajaran dan lingkungan serta perbedaan individu atau kebutuhan pribadi.
3. Macam – Macam Penyesuaian Diri
Menurut Sofyan S Willis dalam Muklas Damanhuri (2000) bahwa penyesuaian diri dibedakan menjadi :
a. Penyesuaian diri dalam keluarga
Dalam penyesuaian diri di dalam keluarga yang terpenting adalah penyesuaian diri terhadap orang tua sehubungan dengan sikap orang tua dari ketiga sikap orang tua, yaitu otoriter, liberal, dan demokratis. Sikap demokratislah yang memungkunkan terjadinya penyesuaian diri yang baik dan wajar pada setiap anak.
b. Penyesuaian diri di sekolah
Dalam penyesuaian diri di sekolah yang terpenting adalah penyesuaian diri terhadap guru, mata pelajaran, teman sebaya dan lingkungan sekolah.
c. Penyesuaian diri di masyarakat
Dalam penyesuaian diri di masyarakat seseorang hendaknya dapat mentaati nilai – nilai atau norma yang berlaku dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diperoleh pengertian bahwa proses penyesuaian diri terjadi dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan siswa kelas 1 SMP Negeri 7 Kebumen dalam kehidupan sehari–hari baik pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
4. Perkembangan Kemampuan Remaja dalam Proses Penyesuaian Diri
Perkembangan kemampuan remaja akan mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yang dimaksud kemampuan disini adalah kemampuan remaja di bidang ognitif, afektif maupun psikomotor.
a. Kemampuan di bidang kognitif.
Kemampuan kognitif merupakan sumber pengambilan keputusan dalam melakukan penyesuaian diri secara rasional, kemampuan kognitif diantaranya perhatian, fantasi, tanggapan dan penalaran.
b. Kemampuan afeksi
Kemampuan afeksi akan memberikan perimbangan terhadap rasio dalam proses penyesuaian diri remaja, kemampuan afeksi diantaranya berperasaan, emosi dan penghayatan nilai–nilai kehidupan.
c. Kemampuan psikomotorik
Kemampuan psikomotorik merupakan sumber kekuatan yang mendorong remaja untuk melakukan penyesuaian diri, sesuai dengan dorongan–dorongan kebutuhannya.
Ketiga kemampuan tersebut akan saling berinteraksi sehingga akan mendinamiskan gerak penyesuaian diri remaja, bila peran–peran kemampuan dapat bekerja sama secara harmonis maka akan menghasilkan penyesuaian diri yang kuat. Sebaliknya bila peran–peran kemampuan tersebut saling bertentangan akan terjadi konflik peran yang mengakibatkan proses penyesuaian diri yang kurang memadai (Sugeng Hariyadi, 1999 : 113 – 114)
Berdasarkan pendapat di atas dapat diperoleh pengertian bahawa keberhasilan proses penyesuaian diri yang dilakukan siswa tergantung pada peran kemampuan–kemampuan diri siswa diantaranya kemampuan di bidang kognitif yaitu kemampuan siswa yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, di bidang afaeksi yaitu kemampun yang berhubungan dengan rasio dan di bidang psikomotorik yaitu sumber kekuatan yang mendorong siswa untuk melakukan penyesuaian diri.
C. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Kemampuan Penyesuaian Diri
Perhatian timbul karena adanya dorongan–dorongan psikis dan karena adanya rangsangan dari lingkungan ( Muklas Damanhuri, 2000 : 25). Perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang dilakukan dengan sengaja dan intensif oleh ayah dan ibu atau wali anak terhadap aktivitas anaknya dengan memenuhi kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan.
Perhatian orang tua terhadap anak merupakan suatu kegiatan yang penting di dalam keluarga dimana perhatian tersebut memungkinkan anak dapat menerima aturan-aturan, norma-norma, kedisiplinan, interaksi dengan orang lain maka perhatian orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri. Penyesuaian diri yang berhasil akan membawa kebahagiaan dan kepuasan hidup. Anak yang mendapat perhatian orang tua yang cukup akan memiliki kemampuan menanggung tugas-tugas perkembangannya baik berkaitan dengan masalah sosial maupun non sosial.
D. Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi (1996 : 63) pengertian adalah "Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah". Dia akan ditolak apabila salah satu palsu dan akan diterima jika fakta-faktanya membenarkan
Sedang menurut Suharsimi Arikunto (1996 : 67) pengertian hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat diambil pengertan bahwa hipotesis adalah dugaan atau anggapan yang ditetapkan peneliti bisa benar dan bisa salah. Untuk itu perlu diuji atau dibuktikan lebih dahulu. Hasil pembuktian tersebut jika benar akan diterima dan jika salah atau palsu akan ditolak.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang positip antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri bagi siswa kelas 1 SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah ilmu yang membicarakan cara-cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. (Poerwodarminto, 1984 : 649). Sedangkan definisi istilah penelitian menurut Lukman Ali (1995 : 1028) adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Berdasarkan definisi di atas diperoleh pengertian bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan untuk menguji kebenaran suatu fakta atau data.
A. Rancangan Penelitian
Suharsimi Arikunto (1996: 30 - 32) berpendapat penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih, penelitian ini dikenal dengan istilah penelitian korelasi (penelitian korelasional). Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian korelasi dibedakan menjadi dua yaitu korelasi sejajar dan korelasi sebab akibat. Korelasi sejajar adalah jenis penelitian yang antara keadaan yang pertama dengan keadaan kedua tidak terdapat hubungan sebab akibat dan penelitian korelasi sebab akibat adalah jenis penelitian yang antara keadaan pertama dengan keadaan kedua terdapat hubungan sebab akibat, keadaan pertama berpengaruh terhadap keadaan kedua sehingga jenis penelitian korelasi sebab akibat disebut juga jenis penelitian pengaruh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang positip antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri bagi siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini merupakan penelitian korelasi sebab akibat atau sering disebut penilitian pengaruh karena bertujuan untuk mengetahui atau meneliti pengaruh antara dua fenomena yaitu perhatian orang tua sebagai fenomena pertama dan kemampuan penyesuaian diri sebagai fenomena ke dua.
Sudjana (1989: 4 ) menjelaskan bahwa data statistik yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif dan data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek disebut data kualitatif. Penelitian ini akan diperoleh suatu data yang berupa bilangan sehingga merupakan jenis penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian ini akan diperoleh suatu data yang berupa bilangan sehingga termasuk jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan metode analisis data yang digunakan untuk mengolah data dalam mengambil kesimpulan atau untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan menggunakan teknik statistik inferensial dengan jenis analisis korelasi product moment.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah perhatian orang tua. Definisi operasional dari perhatian orang tua adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh orang tua yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwani (kasih sayang), kebutuhan rokhani (ibadah) dan kebutuhan jasmani anak.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri. Definisi operasional dari kemampuan penyesuaian diri bagi siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Untuk mendapatkan data tentang variabel penelitian di atas penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian di SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen pada bulan November 2003. Uji coba dan analisis instrumen dilakukan pada bulan Oktober 2003.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (1996:115) berpendapat populasi adalah keseluruhan obyek dalam penelitian. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 yang terdiri dari tujuh kelas masing – masing kelas berjumlah 40 siswa sehingga jumlah seluruhnya ada 280 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian individu dari seluruh populasi yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1993 : 70). Dalam penelitian ini tidak semua siswa dalam populasi diteliti melainkan hanya sebagian dari populasi yang diambil sebagai sampel. Suharsimi Arikunto (1996 : 120) berpendapat “Untuk sekedar ancer – ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi, Jika populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sebagian yaitu antara 10-15 % atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian ini mengambil sampel sebanyak 18% dari seluruh populasi yang ada, yang berjumlah 50 siswa dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Yaitu dalam pengambilan sampel dilakukan tanpa pandang bulu, semua individu dalam populasi dalam setiap kelas diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun cara yang digunakan untuk mengambil sampel penulis menggunakan cara undian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menulis daftar nama semua siswa pada selembar kertas berukuran kecil dari masing – masing kelas.
2. Dari daftar nama tersebut digulung kemudian dimasukan pada lima buah kotak kotak pertama untuk kelas 1 A, kotak kedua untuk kelas 1 B, kotak ketiga untuk kelas 1 C, kotak keempat untuk kelas 1 D, kotak kelima untuk kelas 1E, kotak keenam untuk kelas 1 F dan kotak ketujuh untuk kelas 1 G.
3. Kemudian dilakukan undian untuk mendapatkan siswa yang sebagai sampel, masing–masing kotak diambil 7 siswa kecuali kotah ke tujuh diambil 8, Sehingga seluruh sampelnya berjumlah 50 siswa.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (1996 : 140) adalah suatu alat bantu pada waktu meneliti menggunakan suatu metode. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner tentang perhatian orang tua dan angket tentang kemampuan penyesuaian diri siswa.
Suharsimi Arikunto (1996 : 157) mengemukakan untuk mengadakan instrumen angket yang baik ditempuh prosedur sebagai berikut :
1. Perencanaan dan penulisan butir soal
2. Penyuntingan, ujicoba
3. Penganalisaan hasil
4. Mengadakan revisi
Berdasarkan pendapat tersebut langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun instrumen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan dan penulisan butir soal.
Pada tahap ini pertama-tama dilakukan adalah pendefinisian konsep variabel yang hendak diukur dan menentukan faktor-faktor atau indikator-indikator kemudian menulis butir item. Butir pertanyaan disusun dengan menyediakan 3 alternatif jawaban. Skor untuk masing-masing jawaban untuk pertanyaan positif diberikan nilai sebagai berikut a = 3, b = 2, dan c = 1. Sedangkan untuk jawaban untuk pertanyaan yang negatif diberikan nilai yang negatif diberikan nilai kebalikan dari jawaban pertanyaan yang positif, yaitu: a = 1, b = 2, dan c = 3.
Perhatian orang tua adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh orang tua yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwani (kasih sayang), kebutuhan rokhani (ibadah) dan kebutuhan jasmani anak. Dari pengertian tersebut maka dalam penyusunan angket ini menggunakan indikator-indikator berdasarkan aspek-aspeknya, kemudian disusun pernyataan angket sebanyak 30 item. Kisi-kisi angket perhatian orang tua penulis sajikan pada lampiran 1 dan soal angket terdapat pada lampiran 3.
Kemampuan penyesuaian diri bagi siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari pengertian tersebut maka dalam penyusunan angket ini menggunakan indikator-indikator berdasarkan aspek-aspek tersebut, disusun angket sebanyak 30 item. Kisi-kisi angket minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 2 dan soal angket minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Penyuntingan
Yang dimaksud penyuntingan adalah penyusunan butir-butir pertanyaan secara sistematis dan melengkapi instrumen dengan kata pengantar, petunjuk cara mengerjakan pada lembar jawaban.
3. Uji Coba Instrumen
Sebelum angket penelitian dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, angket tersebut diujucobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Dengan demikian dapat diketahui layak dan tidaknya angket dipergunakan untuk menjaring data penelitian..
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Angket yang digunakan disusun sendiri oleh penulis sehingga sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu diuji validitasnya dan reliabelitasnya. Untuk menguji validitas penulis menggunakan teknik validitas butir dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
X2 = Jumlah kuadrat dari skor item
Y2 = jumlah kuadrat dari skor total
N = jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1996 : 256).
Adapun kriteria untuk menentukan suatu angket memiliki tingkat validitas yang tinggi, rendah, atau tidak valid sama sekali, adalah dengan cara membandingkan antara nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan (r Hitung) dengan nilai koefisien korelasi Tabel Harga Kritik Product Moment (r Tabel). Apabila nilai koefisien korelasi perhitungan lebih kecil daripada nilai koefisien korelasi tabel Harga Kritik Product Moment, maka angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian tidak valid. Sebaliknya bila nilai r perhitungan lebih besar dari pada nilai r tabel Harga Kritik Product Moment, maka angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian bersifat valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabelitas penulis menggunakan teknik belah dua dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
2 X r ½ ½
r11 =
(1 + r ½ ½ )
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicapai
r½½ = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
X = skor gasal
Y = skor genap
(Suharsimi Arikunto, 1996 : 191).
Adapun kreteria untuk menentukan bahwa suatu angket memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, rendah, atau tidak sama sekali, adalah dengan cara membandingkan antara nilai koefisien korelasi (r11) yang diperoleh dari perhitungan dengan nilai koefisien korelasi Tabel (r), Harga Kritik Product Moment, Bila nilai koefisien korelasi perhitungan lebih kecil dari nilai koefisien korelasi tabel Harga Kritik Product Moment maka angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian tidak dapat dipercaya. Sebaliknya bila nilai perhitungan lebih besar dari nilai r Harga Kritik Product Moment, maka angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian bersifat dapat dipercaya (reliabel).
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini metode angket/kuesioner. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data dari perhatian orang tua dan data kemampuan penyesuaian diri siswa.
Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk mendapatkan data dalm penelitian ini adalah:
1. Persiapan Penelitian
Persiapan merupakan langkah yang amat penting di dalam penelitian, terutama di dalam penelitian ilmiah. Oleh karena itu agar hasil penelitian sesuai dengan yang ingin dicapai, maka perlu dipersiapkan yang baik.
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah pertama yang penulis lakukan adalah :
a. Pemilihan Judul
Pemilihan judul merupakan masalah yang tidak bisa disepelekan begitu saja, akan tetapi membutuhkan kecermatan tersendiri bagi penulis sehingga dapat menentukan judul yang sesui dengan harapan penelitian ilmiah ini.
b. Penentuan Pokok Masalah
Setelah judul penulis dapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan pokok masalah. Adapun pokok masalah yang telah ditentukan harus teratur dan sistematis dan terarah pada pokok permasalahan.
c. Persiapan Metode Pengumpulan Data
Dalam hal ini, untuk pedoman penelitian penulis menggunakan metode angket. Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab atau diisi berdasar sejumlah subyek yang diselidiki (Sumadi Suryabrata,1984 : 15).
Dari pendapat itu dapat diambil pengertian bahwa angket merupakan metode untuk mengumpulkan data dengan memberi data pertanyaan tertulis pada responden dan diminta untuk menjawabnya, kemudian berdasarkan jawaban tersebut peneliti mengambil kesimpulan mengenai subyek yang diselidiki.
Pemakaian angket dalam penelitian ini berdasarkan pada suatu anggapan . Anggapan tersebut mengatakan bahwa subyek penelitian adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya. Interprestasi subyek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan penyelidik (Sutrisno Hadi, 1986 : 157).
Kelebihan yang dimiliki dalam penggunaan metode angket atau kuesioner adalah biaya relatif rendah, praktis, efisien, para pelaksana tidak dibutuhkan keahlian mengenai lapangan yang sedang diselidiki (Sumadi Suryabrata, 1984:17).
Sedangkan kelemahan menggunakan metode angket atau kuesioner adalah perumusan tidak mudah, penggunaan istilah harus teliti dan tepat. Penginterprestasikan jawaban dalam data karena bahasa responden tidak terlalu mempunyai arti sama, jawaban responden sulit di cek (Sumadi Suryabrata, 1984:17).
Kelemahan yang terdapat dalam metode tersebut harus ada pemecahannya. Adapun untuk mengatasi kelemahan metode angket dilakukan upaya antara lain :
Dalam penyusunan angket memperhatikan tiap butir itemnya yang singkat dan bahasanya yang praktis sehingga mudah dimengerti responden, jelas dan sesuai sengan kemampuan pemahaman responden. Penyebaran angket dilakukan secara langsung sehingga ada hal yang belum dimengerti segera dapat dijelaskan serta mempermudah pengambilan angket. Dengan demikian diharapkan jawaban dari angket tersebut sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.
2. Penentuan Subyek Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan, penelitian ini merupakan penelitian sampel dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling sehingga individu yang terpilih sebagai sampel dipilih secara acak, adapun teknik pelaksanaannya dengan cara undian, dengan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Membuat daftar responden atau subyek penelitian yaitu semua siswa kelas 1 SMP Negeri 7 Kebumen, terdiri dari kelas I A sejumlah 40 siswa , I B sejumlah 40 siswa, I C sejumlah 40 siswa, I D sejumlah 40 siswa dan I E sejumlah 40 siswa, I F sejumlah 40 siswa dan I G sejumlah 40 siswa sehingga jumlah seluruhnya adalah 280 siswa.
b. Menulis daftar nama semua siswa pada selembar kertas berukuran kecil dari masing – masing kelas.
c. Dari daftar nama tersebut digulung kemudian dimasukan pada tujuh buah kotak kotak pertama untuk kelas 1 A, kotak kedua untuk kelas 1 B, kotak ketiga untuk kelas 1 C , kotak keempat untuk kelas 1 D, kotak kelima untuk kelas 1E, kotak keenam untuk kelas 1F dan kotak ketujuh untuk kelas 1G.
d. Kemudian dilakukan undian untuk mendapatkan siswa yang sebagai sampel, masing – masing kotak diambil 7 siswa kecuali kotak ketujuh diambil 8, sehingga seluruh sampelnya berjumlah 50 siswa.
3. Penyusunan Alat Ukur
Dalam uraian di atas telah dijelaskan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode angket. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data tentang perhatian orang tua dan data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa. Adapun langkah-langkah penyusunan alat ukur adalah:
a. Merumuskan obyek yang akan diungkap
Obyek yang akan diungkap pada penelitian ini adalah perhatian orang tua dan kemampuan penyesuaian diri siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
b. Menjabarkan obyek tersebut
Perhatian orang tua siswa dapat dijabarkan dalam beberapa aspek dan indikator seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Penjabaran Variabel Perhatian Orang Tua
Aspek Indikator
1. Kebutuhan Jasmani
a. Pemenuhan kebutuhan pendidikan anak
b. Pemenuhan kebutuhan kesehatan anak
2. Kebutuhan jiwani
a. Pemenuhan kebutuhan kasih sayang
b. Pemenuhan akan rasa aman
c. Pemenuhan untuk diterima dan diakui di lingkungan keluarga.
.3. Kebutuhan rohani
a. Penanaman keimanan anak kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Pemeliharaan rasa keimanan
c. Usaha pertumbuhan keimanan anak kepada Tuhan
Kemampuan penyesuaian diri siswa dapat dijabarkan dalam beberapa aspek dan indikator seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Penjabaran Variabel Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa
Aspek Indikator
1. 1. Keluarga
2. 2. Sekolah
3. Masyarakat a. Peribadatan
b. Suasana di rumah
c. Mengatasi masalah
d. Tugas dalam keluarga
a. Guru / Karyawan
b. Kepala Sekolah
c. Tata Tertib
d. Pelajaran
e. Teman sebaya
a. Norma / adat
b. Aktivitas dalam masyarakat
d. Membuat Tabulasi Penyebaran Item atau Kisi-kisi
Perhatian orang tua adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh orang tua yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwani (kasih sayang), kebutuhan rokhani (ibadah) dan kebutuhan jasmani anak. Kemudian pengertian tersebut dijabarkan ke dalam beberapa aspek serta indikator untuk menyusun kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan soal angket. Kisi-kisi angket perhatian orang tua penulis sajikan pada lampiran 1.
Kemampuan penyesuaian diri bagi siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pengertian kemampuan penyesuaian diri siswa tersebut kemudian dijabarkan ke dalam aspek-aspek dan indikator untuk menyusun kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan soal angket. Kisi-kisi angket kemampuan penyesuaian diri siswa penulis sajikan pada lampiran 2.
e. Membuat Item Soal
Alat ukur yang penulis buat ada 30 item untuk angket perhatian orang tua dan kemampuan penyesuian diri siswa. Bentuk dari item soal penulis sajikan pada lampiran 3.
f. Menentukan Alternatif Jawaban atau Option
Alternatif jawaban yang disediakan ada tiga option untuk setiap nomor angket, yaitu: a. sering , b. jarang , c. Tidak pernah.
g. Membuat Kunci Jawaban
Kunci jawaban untuk masing-masing soal, apabila jawaban positif maka
scorenya adalah a = 3, b = 2, c = 1. Sedangkan apabila jawaban negatif maka scorenya adalah a = 1, b = 2, c = 3.
h. Melaksanakan Uji Coba (Try Out)
Uji coba ini dilaksanakan bulan Februari 2002, untuk efisiensi penelitian penulis hanya mengambil 30 orang siswa kelas II SLTP Negeri 1 Petanahan, diluar subyek penelitian.
Adapun tujuan try out adalah:
1) Untuk mengetahui validitas angket tersebut atau untukmengetahui sudahkah angket mengukur apa yang seharusnya diukur.
2) Untuk mengetahui reliabelitas angket tersebut.
i. Pembuktian Validitas dan Reliabelitas Angket
1) Uji Validitas Angket
Suatu alat ukur dapat dikatakan valid, jika mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Untuk mengungkap validitas tersebut, penulis menggunakan teknik validitas butir dengan rumus korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
X2 = Jumlah kuadrat dari skor item
Y2 = jumlah kuadrat dari skor total
N = jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1996:256).
2) Uji Reliabelitas Angket
Seperti yang sudah penulis uraikan di atas untuk menguji reliabelitas, penulis menggunakan teknik belah dua dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
2 X r ½ ½
r11 =
(1 + r ½ ½ )
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicapai
r½½ = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
(Suharsimi Arikunto, 1996:173)
E. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpulkan tugas selanjutnya adalah menganalisanya. Langkah pokok dalam pelaksanaan penelitian adalah pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk menterjemahkan data yang telah diperoleh, yang pada awal penelitian adalah berupa variabel yang kemudian diungkapkan dalam bentuk angka, sehingga data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dikuantitatifkan.
Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: analisa korelasi Product Moment yaitu:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
X = jumlah skor angket perhatian orang tua
Y = jumlah skor angket kemampuan penyesuaian diri siswa
X2 = Jumlah kuadrat dari skor angket kecerdasan emosional
Y2 = jumlah kuadrat dari skor angket kemampuan penyesuaian diri
siswa
N = jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1996:256).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Langkah - langkah Penelitian
Langkah – langkah yang penulis lakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Langkah awal yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah penentuan judul dan topik permasalahan dari penelitian kemudian dilanjutkan penentuan subyek penelitian, menyiapkan tempat pelaksanaan penelitian, persiapan pembuatan alat pengumpul data yaitu membuat angket penelitian selanjutnya uji coba angket (try out). Try out dilaksanakan pada bulan Februari 2002.
2. Penentuan Populasi dan Sampel
Seperti yang telah uraikan dalam Bab III populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 yang terdiri dari tujuh kelas masing – masing kelas berjumlah 40 siswa sehingga jumlah seluruhnya ada 280 siswa. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari siswa kelas 1 SMP Negeri 7 Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 yang menjadi populasi penelitian yang terdiri dari lima kelas yaitu kelas I A sebanyak 7 siswa, kelas I B sebanyak 7 siswa, kelas I C sebanyak 7 siswa, kelas I D sebanyak 7 siswa, kelas I E sebanyak 7 siswa, kelas I F sebanyak 7 siswa dan kelas I G sebanyak 8 siswa sehingga jumlah semuanya sebanyak 50 siswa.
3. Penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah – langkah yang penulis lakukan dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah pertama–tama pendefinisian konsep variabel yang hendak diukur, menentukan faktor-faktor atau indikator-indikator kemudian menulis butir item
4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari subyek dengan membagikan angket kepada subyek untuk dikerjakan, angket yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah angket hasil uji coba yaitu angket yang sudah dikurangi nomor iten yang tidak valid. Adapun penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 November 2003.
5. Tahap Analisa data
Tahap analisa data yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil angket yang telah dikerjakan oleh subyek penelitian. Dari hasil analisis akan diperoleh suatu kesimpulan.
6. Tahap Pembuatan Laporan
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnyapun diketahui orang lain pula sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut.
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil uji validitas
Langkah awal yang penulis lakukan sebelum melakukan analisis data, adalah mengolah dan menganalisa jawaban skala sikap dari responden, menjadi sebuah data yang berupa tabulasi angka. Adapun caranya adalah dengan menstransfer data yang selalu, kadang dan tidak pernah menjadi angka 3, 2, 1 untuk pernyataan positif dan data yang berupa selalu, kadang dan tidak pernah menjadi 1, 2, 3 untuk pernyataan negatif.
Hasil tabulasi data penulis sajikan pada lampiran 7 dan 8, dan kemudian tabulasi hasil skala sikap tersebut dianalisis tingkat validitasnya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Keterangan:
RXY : Indeks korelasi antara variabel X dan Y.
X : Skor item
Y : Skor total
N : jumlah responden
Adapun hasil dari analisa validitas terhadap kedua angket adalah:
a. Angket Perhatian orang Tua
Data hasil try out dari angket perhatian orang tua penulis sajikan pada lampiran 7. Untuk pengujian nya dimasukkan ke rumus product moment sebagai berikut:
Untuk Soal No. 1 diperoleh:
X1 = 78 Y1 = 2303
X12 = 210 Y12 = 177669
X1Y1 = 6068 N = 30
Kemudian harga – harga di atas dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment yaitu:
N X1Y1 - (X1)( Y1)
rxy =
{(N X12-( X1)2}{N Y12-( Y1)2}
(30) (6068) – (78) (2303)
=
{(30)( 210)-( 78)2}{(30)( 177669)-( 2303)2}
2406
=
2381.68
= 1.010
Diperoleh rxy = 1.010 bila dikonsultasikan dengan tabel dengan N = 30 harga r t;0,05 = 0.361 maka r11>r t;0,05 maka soal angket untuk nomor 1 dikatakan valid. Selanjutnya untuk item – item angket lainnya dikerjakan dengan cara yang sama dengan item nomor satu di atas dan hasilnya penulis sajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Validitas Angket Perhatian Orang Tua
Nomor Soal N X Y XY X2 Y2 rxy r 0.05 KETERANGAN
1 30 78 2303 6068 210 177669 1,010 0,361 VALID
2 30 74 2303 6120 192 177669 4,825 0,361 VALID
3 30 72 2303 5683 184 177669 1,573 0,361 VALID
4 30 73 2303 5768 185 177669 2,043 0,361 VALID
5 30 77 2303 5990 207 177669 0,872 0,361 VALID
6 30 77 2303 5994 205 177669 1,033 0,361 VALID
7 30 76 2303 6045 204 177669 2,103 0,361 VALID
8 30 76 2303 6124 200 177669 3,584 0,361 VALID
9 30 75 2303 5894 195 177669 1,685 0,361 VALID
10 30 72 2303 5968 182 177669 4,912 0,361 VALID
11 30 81 2303 6524 227 177669 3,589 0,361 VALID
12 30 77 2303 5987 209 177669 0,762 0,361 VALID
13 30 74 2303 5989 194 177669 3,077 0,361 VALID
14 30 70 2303 5687 174 177669 3,243 0,361 VALID
15 30 74 2303 6014 192 177669 3,661 0,361 VALID
16 30 78 2303 6024 212 177669 0,403 0,361 VALID
17 30 75 2303 6053 197 177669 3,240 0,361 VALID
18 30 79 2303 6286 215 177669 2,836 0,361 VALID
19 30 74 2303 6019 194 177669 3,376 0,361 VALID
20 30 78 2303 5994 212 177669 0,069 0,361 TIDAK VALID
21 30 76 2303 6031 204 177669 1,964 0,361 VALID
22 30 78 2303 6035 212 177669 0,526 0,361 VALID
Nomor Soal N X Y XY X2 Y2 rxy r 0.05 KETERANGAN
23 30 76 2303 5893 200 177669 0,726 0,361 VALID
24 30 79 2303 6597 215 177669 6,818 0,361 VALID
25 30 75 2303 6245 195 177669 6,017 0,361 VALID
26 30 77 2303 5990 205 177669 0,983 0,361 VALID
27 30 72 2303 5864 184 177669 3,401 0,361 VALID
28 30 80 2303 6190 220 177669 0,637 0,361 VALID
29 30 78 2303 5990 210 177669 0,028 0,361 TIDAK VALID
30 30 79 2303 6099 217 177669 0,389 0,361 VALID
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan untuk angket perhatian orang tua jika N = 30 maka r kritik = 0.361 maka diperoleh validitas angket perhatian orang tua cacah butir 30 soal yang tidak valid ada 2 butir soal yaitu nomor 20 dan 29.
b. Angket Kemampuan Penyesuaian diri
Untuk pengujian validitas angket penyesuaian diri dari table hasil try out pada lampiran 8 kemudian dimasukkan ke rumus product moment sebagai berikut:
Untuk Soal No. 1 dari Lampiran 8 diperoleh:
X1 = 72 Y1 = 2249
X12 = 210 Y12 = 169185
X1Y1 = 6012 N = 30
Kemudian harga – harga di atas dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment yaitu:
N X1Y1 - (X1)( Y1)
rxy =
{(N X12-( X1)2}{N Y12-( Y1)2}
(30) (6012) – (72) (2249)
=
{(30)( 210) - (72)2}{(30)( 169185)-( 2249)2}
18432
=
4425.46
= 4.165
Diperoleh rxy = 4.165 bila dikonsultasikan dengan tabel dengan N = 30 harga r t;0,05 = 0.361 maka r11>r t;0,05 maka soal angket untuk nomor 1 dikatakan valid. Selanjutnya untuk item – item angket lainnya dalam mencari validitas dikerjakan dengan cara yang sama dengan pengerjaan item nomor satu di atas dan hasilnya dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. Validitas Angket Kemampuan Penyesuaian Diri
Nomor N X Y XY X^2 Y^2 rxy r 0.05 KETERANGAN
Soal
1 30 72 2249 6012 210 169185 4,165 0,312 VALID
2 30 76 2249 5986 211 169185 2,776 0,312 VALID
3 30 80 2249 6012 236 169185 0,127 0,312 TIDAK VALID
4 30 78 2249 5986 205 169185 3,864 0,312 VALID
5 30 81 2249 6438 254 169185 2,545 0,312 VALID
6 30 78 2249 6021 205 169185 4,839 0,312 VALID
7 30 75 2249 6032 204 169185 4,168 0,312 VALID
8 30 74 2249 5998 200 169185 4,456 0,312 VALID
9 30 77 2249 5986 202 169185 4,226 0,312 VALID
10 30 71 2249 6045 182 169185 7,992 0,312 VALID
11 30 74 2249 5968 227 169185 2,607 0,312 VALID
12 30 74 2249 5986 209 169185 3,524 0,312 VALID
13 30 73 2249 5690 194 169185 2,222 0,312 VALID
14 30 75 2249 5670 204 169185 0,483 0,312 VALID
15 30 76 2249 5869 200 169185 2,595 0,312 VALID
16 30 80 2249 6034 242 169185 0,283 0,312 TIDAK VALID
Nomor N X Y XY X^2 Y^2 rxy r 0.05 KETERANGAN
Soal
17 30 72 2249 5986 197 169185 4,945 0,312 VALID
18 30 74 2249 5899 215 169185 2,550 0,312 VALID
19 30 75 2249 5879 194 169185 4,160 0,312 VALID
20 30 72 2249 5990 212 169185 3,912 0,312 VALID
21 30 73 2249 5998 204 169185 4,231 0,312 VALID
22 30 78 2249 6014 212 169185 2,271 0,312 VALID
23 30 74 2249 5900 200 169185 3,487 0,312 VALID
24 30 73 2249 5800 215 169185 2,215 0,312 VALID
25 30 73 2249 5809 195 169185 3,338 0,312 VALID
26 30 74 2249 6004 205 169185 3,982 0,312 VALID
27 30 74 2249 5586 184 169185 1,313 0,312 VALID
28 30 74 2249 5650 220 169185 0,692 0,312 VALID
29 30 72 2249 5686 210 169185 1,955 0,312 VALID
30 30 77 2249 5890 217 169185 1,105 0,312 VALID
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh disimpulkan untuk angket kemampuan penyesuaian diri jika N = 30 maka r kritik = 0.312 maka diperoleh validitas angket kemampuan penyesuaian diri cacah butir soal 30 item yang tidak valid ada 2 butir soal yaitu nomor 3 dan 16.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Perhitungan tingkat reliabilitas dari angket perhatian orang tua dan kemampuan penyesuaian diri, penulis menggunakan teknik belah dua. Adapun caranya adalah dengan mengelompokkan skor item hasil try out menjadi kelompok nomor gasal atau ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor item nomor genap sebagai belahan kedua, kemudian jumlah skor item belah ganjil dikorelasikan dengan jumlah skor item belah genap akan diperoleh nilai r XY yang dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 19. Adapun cara pengerjaannya adalah sebagai berikut :
2 X r ½ ½
r11 =
(1 + r ½ ½ )
Keterangan :
r11 = Nilai koefisien korelasi skor ganjil dan skor genap.
r½½ = Indeks korelasi antara dua belahan instrumen, diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 17 diperoleh harga reliabilitas angket perhatian orang tua adalah r 11 = 1,65, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
pada n = 30 harga r tabel = 0.312 untuk taraf signifikansi = 0.05 Maka diperoleh r 11 > r t, 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket perhatian orang tua reliablel
Perhitungan reliabilitas angket kemampuan penyesuaian diri penulis sajikan pada lampiran 19 darri perhitungan tersebut diperoleh reliabilitas angket kemampuan penyesuaian diri adalah r 11 = 0,604, kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan r tabel pada n = 30 harga r tabel = 0.312 untuk tarap signifikansi = 0.05 Maka diperoleh r 11 > r t, 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket kemampuan penyesuaian diri siswa reliabel.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengumpulan data dengan instrumen penelitian berupa angket tentang perhatian orang tua dan kemampuan penyesuaian diri siswa. Angket diberikan kepada 50 siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 yang menjadi sampel penelitian. Data hasil penelitian penulis sajikan pada lampiran.
a. Perhatian Orang Tua
Data tentang perhatian orang tua diperoleh dengan menggunakan angket tertutup dengan 28 item. Data hasil penelitiannya dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5. Deskripsi Data Perhatian Orang Tua
Variabel Rata - Rata Median SD Maks Min Jangkauan
Pendidikan dalam keluarga 69.94 68.5 4.87 79 62 17
Data selengkapnya penulis sajikan pada lampiran 21.
Data tersebut dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Perhatian Orang Tua
Nomor Nilai Frekuensi (f)
1. 60 – 63 4
2. 64 – 67 14
3. 68 – 71 12
4. 72 – 75 12
5. 76 - 79 8
b. Kemampuan Penyesuaian Diri
Data tentang kemampuan penyesuaian diri diperoleh dengan menggunakan angket tertutup dengan 28 item. Data hasil penelitian dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 7. Deskripsi Data Kemampuan Penyesuaian Diri
Variabel Rata - Rata Median SD Maks Min Jangkauan
Identitas diri remaja 70.44 69.5 4.82 79 63 16
Data selengkapnya penulis sajikan pada lampiran 21.
Data tersebut dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Penyesuaian Diri
Nomor Nilai Frekuensi (f)
1. 60 – 63 4
2. 64 – 67 13
3. 68 – 71 11
4. 72 – 75 12
5. 76 - 79 10
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakaan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan, sehingga harus diuji kebenarannya, apakah data yang terkumpul mendukung hipotesis yang telah diajukan atau sebaliknya menolak hipotesis yang telah diajukan.
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji statistika dengan rumus teknik korelasi product moment sebagai berikut:
NXY - (X)(Y)
rxy =
{(NX2-(X)2}{NY2-(Y)2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
X = jumlah skor variabel X yaitu jumlah skor angket perhatian orang tua
Y = jumlah skor variabel Y yaitu jumlah skor kemampuan penyesuaian diri
X2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel X
Y2 = jumlah kuadrat dari skor variabel Y
N = jumlah responden
2. Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh rxy = 0.416 dan harga rxy tabel untuk N = 50 serta taraf signifikansi = 0.05 adalah 0,297. Dengan demikian dapat disimpulkan rHitung > rTabel yang berarti Ho ditolak sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 diterima.
3. Pembahasan
Hasil uji hipotesis di atas diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004. Oleh karena hasil koefisien korelasi antara variabel perhatian orang tua dan kemampuan penyesuaian diri siswa mempunyai taraf signifikansi yang cukup tinggi, maka dapat diambil pengertian bahwa kenaikan skor variabel X dapat diikuti pula dengan kenaikan skor variabel Y. Sebaliknya apabila terjadi penurunan skor variabel X maka akan terjadi penurunan skor variabel Y. Naik turunnya skor tersebut mengandung pengertian bahwa siswa yang cukup mendapatkan perhatian orang tua, maka akan mengakibatkan siswa tersebut berhasil dalam melakukan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana mereka berada. Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, maka akan mengalami hambatan dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Hal ini berarti perhatian orang tua dapat menyebabkan berhasil dan tidaknya siswa dalam melakukan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan. Sehingga untuk membantu siswa dalam melakukan penyesuaian diri, sehingga dapat menunjang perolehan prestasi belajar, salah satu jalan yang dapat ditempuh yaitu dengan mengusahakan agar siswa mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil perhitungan diperoleh rxy = 0.416 dan harga rxy tabel untuk N = 50 serta taraf signifikansi = 0.05 adalah 0,29, sehingga diperoleh rHitung > rTabel yang berarti Ho ditolak sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004 diterima.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas I SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2003/2004.
Oleh karena hasil koefisien korelasi antara variabel perhatian orang tua dan kemampuan penyesuaian diri siswa mempunyai taraf signifikansi yang cukup tinggi, maka dapat diambil pengertian bahwa kenaikan skor variabel X dapat diikuti pula kenaikan pula skor variabel Y. Sebaliknya apabila terjadi penurunan skor variabel X akan penurunan skor variabel Y. Naik turunnya skor tersebut mengandung pengertian bahwa siswa yang cukup mendapatkan perhatian orang tua, maka akan mengakibatkan siswa tersebut berhasil dalam melakukan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan. Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, maka akan mengalami hambatan dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan
B. Saran - Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa pandangan yang sekiranya dapat diangkat sebagai saran sebagai berikut:
1. Orang Tua Siswa
Hendaknya orang tua siswa memahami akan tanggung jawab yang dimiliki, terutama dalam memberikan bimbingan, arahan serta perhatian kepada putra-putrinya di rumah, karena hal ini akan membantu putra – putrinya dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan baik lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga.
2. Konselor Sekolah
Konselor hendaknya menjalankan fungsinya sebagai seorang pemberi layanan bimbingan secara optimal, khususnya membantu siswa baru dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, karena keberhasilan penyesuaian diri siswa tersebut menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
3. Siswa
Siswa hendaknya memanfaatkan secara optimal keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bekal untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan baik lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah sehingga siswa merasa nyaman terhadap lingkungan dimana siswa berada. Siswa hendaknya juga memperhatikan nasehat, arahan dan perhatian orang tua karena ini penting dalam proses penyesuaian diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi .1982. Tehnik Belajar yang Efektif. Jakarta : Rineka Cipta
Aryatmi Siswohardjono.1990. Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di Berbagai Institusi. Semarang: Satya Wacana.
Bimo Walgito. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikilogi UGM Yogyakarta.
_______________ .1997. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud
Fahmi . 1982. Materi Dasar Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti.
IKIP PGRI. 2000. Pedoman Skripsi IKIP PGRI Semarang. Semarang; IKIP PGRI Semarang.
Kartini Kartono. 1981. Psikologi Abnormal. Bandung : Alumni.
Muklas Damanhuri. 2000. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Perhatian Orang tua terhadap Anak dengan Kemampuan Penyesuaian Diri Bagi Siswa Kelas II SLTP PGRI Petanahan Kabupaten Kebumen. Yogyakarta : IKIP PGRI.
Poerwodarminto (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sayekti Pujo Suwarno. 1981. Bimbingan Keluarga. Yogyakarta : Proyek Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi, IKIP Yogyakarta.
Siti Sundari. 1986. Kesehatan Mental. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Sofyan S Willis. 1988. Problem Remaja dan Permasalahannya. Bandung : Angkasa.
Sri Rumini. 1998. Faktor Penentu Keberhasilan Belajar. Pidato Dies Natalis IKIP Yogyakarta XXI.
Sudjana (1989), Metode Penelitian. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Sutrisno Hadi. (1986). Statistika Jilid II. Yogyakarta. Tasbit Fak. Psikologi UGM.
Suryo Subroto. 1988. Dasar – Dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Prima Karya.
Vembrianto. 1982. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Paramitha.
Winarno Surahman. 1972. Teknik Dasar dan Teknik Research. Bandung : tarsito.
Search
Minggu, 07 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar