Subscribe to RSS feed

Search

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 29 Oktober 2009

KOMPETENSI KEPRIBADIAN SOSIAL DAN PROFESIONAL GURU

RINGKASAN PROFESI KEGURUAN (MKDK4005)
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto

1. Kompetensi Kepribadian Guru
 Standar kemempuan yang diperlukan untuk menggambarkan kualifikasi seseorang baik secara kualitatif dalam pelaksanaan tygasnya dikenal dengan istilah competentensi.
 Kompetensi di dalam organisasi pendidikan mengandung unsure-unsur:
 Attitude
 Value
 Personality
 Kompetensi kepribadian berkaitan dengan perilaku guru dengan falsafah hidup
 Banyak masalah psikologi yang dihadapi peserta didik dalam proses KBM, maka peran guru dalam hal ini sebagai pembimbing dan seri teladan
 Menurut Ki Hajar Dewantoro dalam sistem “Among” guru adalah panutan yang digugu dan ditiru
 Dalam melihat diri sendiri, guru berpedoman pada:
o Self concept
o Self idea
o Self reality
 Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda maka diperlukan kompetensi kepribadian guru yang toleran dan tenggang rasa
 Salah satu kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menghayati dinamika organisasi pendidikan
 Kemampuan guru dalam mengembangkan dirinya disesuaikan dengan perubahan dalam bidang profesi dan spesialisasinya
 Guru bersama-sama peserta didik dapat membangkitkan inisiatif untuk berkreasi dalam proses belajar, merupakan salah satu fungsi guru dalam system Among dikenal dengan “Ing madyo mangun kaso”
2. Kompetensi Sosial Guru
 Kompetensi social guru mengandung arti sebagai sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat
 Menurut Aritoteles manusia sebagai mahluk social adalah mahluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok
 Manusia perlu berinteraksi dengan yang lain senantiasa menjaga hubungan agar tetap berlangsung dalam suasana yang kondusif. Interaksi yang dilakukan guru bertujuan agar peserta didik dan masyarakatnya mampu bertahan hidup (servive) dan berkembang (growth)
 Misi yang diemban guru dalam masyarakat adalah misi kemanusiaan mengajar dan mendidik
 Dalam menunjang kompetensi social guru perlu dilengkapi dengan kemampuan berkomunikasi. Komunikasi yang sebaiknya dilakukan guru adalah komunikasi multi arah dengan orang tua, peserta didik dan masyarakat
 Berdasarkan latar belakan social dan ekonomi keluarga yang berbeda dari peserta didik dan orang tua, maka guru perlu memiliki sikap simpatik
 Dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan, masyarakat membentuk komite sekolah. Dalam hal ini guru dapat melakukan kerjasama dalam hal memberikan laporan mengenai kondisi fasilitas penunjang PBM
 Dalam interaksi sesama guru di sekolah para guru dituntut untuk bias menjadi teman dialog bidang akademik ataupun social yang dihadapi berkenaan dengan peserta didik
 Masyarakat yang ada di sekitar sekolah selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah, karena itu guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah
 Upaya yang dilakukan guru dalam kiprahnya mengisi pembangunan adalah berperan agar diri dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya
3. Komponen Kompetensi Profesional
 Kemampuan guru dalam melaksanakan tugas profesi keguruannya dalam PBM merupakan salah satu bentuk kompetensi professional
 Kompetensi professional yang mesti dimiliki guru terutama dalam penguasaan bidang studi adalah:
o Mengetahui,
o Memahami,
o Mengaplikasikan,
o Menganalisis,
o Mensintetis,
o Mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan.
 Kegiatan yang termasuk kompetensi guru khususnya dalam mlingkup pengelolaan belajar mengajar adalh memilih dan dapat menggunakan metode mengajar
 Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga social yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antar sekolah dan masyarakat merupakan kemampuan yang mesti dimiliki guru. Hal ini terutama berkaitan dengan kompetensi professional dalam bidang penguasaan landasan-landasan pendidikan
 Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar meliputi kegiatan mengkaji factor-faktor positif dan negative dalam proses belajar
 Mekanisme psikologis belajar mengajar di sekolah mencakup transfer reinforcement dan retention
 Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan kegiatan administrasi sekolah
 Dalam mengelola kelas guru dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan oleh guru-guru dengan cara:
o Mempelajari prosedur dan strategi pengelolaan kelas yang bersifat preventif,
o Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif,
o Mempelajari factor-faktor yang dapat mengganggu iklim belajar yang kondusif.
 Kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan program remedial berkaitan dengan kemampuan dalam hal pengelolaan program belajar mengajar
 Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar dilakukan guru untuk mencapai tiga sasaran yaitu:
o Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku,
o Prestasi belajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya,
o Keunggulan program yang dibuatnya karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
4. Hubungan Penguasaan Materi dan kemampuan Mengajar
 Landasan pokok guru untuk trampil dalam mengajar adalah penguasaan materi / bahan ajar
 Materi ajar dapat dibedakan berdasar sudut pandang isi materi dan cara melakukan pendekatannya
 Bahan ajar berisi gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil merupakan bahan ajar yang berupa konsep
 Berdasarkan pengorganisasiannya, bahan ajar dibagi dalam bidang studi:
o Linier
o Praktikal
o Kumulatif
 Bahan bidang studi yang erat kaitannya dengan bahan bidang studi praktikal tetapi lebih menekankan pada unsure kreatifitas adalah bahan bidang studi eksperimensial
 Pendekatan metodologi bahan bidang studi kumulatif dan eksperimensial terfokus pada child-centered
 Langkah berikut yang merupakan cara guru dalam menentukan bahan bidang studi adalah mengetahui dan memahami jenis-jenis bidang studi dan pokok-pokok bahasan dalam GBPP
 Dalam mengajarkan materi, guru perlu memperhatikan:
o Merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan menggunakan metode
o Kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
o Melaksanakan program dan mengenal potensi siswa
 Guru tidak hanya menguasai bahan bidang studi untuk dapat mengajar dengan baik, namun diperlukan juga kemampuan untuk mengenal dan menggunakan:
o Media pembelajaran
o Bahan pustaka
o Teknik mengajar
 Dalam mengajar guru membawa siswa ke dalam laboratorium. Kegiatan guru gtersebut digolongkan menggunakan metode discovery
5. Keputusan Situasional dan Transaksional
 Seorang guru dalam kesempatan yang berbeda-beda mungkin menampilkan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru mengambil keputusan-keputusan tentang apa dan bagaimana mewujudkan pembelajaran berdasarkan analisis situasi PBM
 Keputusan yang bersifat transaksional memerlukan penyesuaian berdasarkan umpan balik interaksi guru dengan siswa
 Dalam PBM seorang guru membuat perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan rumusan tujuan performan siswa
 Dalam proses pengambilan keputusan situasional guru tidak lepas dari sikap kepribadian dan nilai-nilai yang dianut guru
 Factor-factor penentu aktualisasi PBM mencakup:
o Tujuan
o Materi pembelajaran
o Siswa
 Guru melakukan penyesuaian materi ketika di kelas tidak ada alat peraga sesuai dengan yang direncanakan di rumah. Keputusan yang dibuat guru tersebut adalah keputusan transaksional
 Memperhatikan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa yang dilakukan guru merupakan salah satu contoh pertimbangan dalam membuat keputusan situasional
 Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan PBM tidak selalu sesuai dengan kenyataan di kelas, untuk itu guru perlu menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang mempengaruhi PBM
 Salah satu contoh dari keputusan situasional yang dibuat guru adalah mengembangkan satuan pelajaran
READ MORE - KOMPETENSI KEPRIBADIAN SOSIAL DAN PROFESIONAL GURU

Jumat, 23 Oktober 2009

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD

RINGKASAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK4302)
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto
Karakteristik Anak Usia SD
§ Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal.
§ Perkembangan anak pada usia sekolah masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.
§ Pertumbuhan anak-anak yang sangat pesat harus diimbangi dengan pemberian nutrisi dan gizi yang seimbang.
§ Kebanyakan anak di negara barat lebih cerdas dan sehat, karena nutrisi yang diterima anak berhubungan dengan keadaan ekonomi.
§ Anak-anak yang kegemukan sangat terpengaruh aktifitasnya, oleh karenanya harus banyak berolah-raga sehingga obesitasnya dapat dikurangi atau bahkan dapat dicegah.
§ Anak usia 6 tahun ke bawah cenderung memiliki pandangan jarak jauh karena mata mereka belum matang dan belum terbentuk seperti mata oaring dewasa.
§ Kebiasaan anak mengunyah makanan yang manis-manis berakibat kerusakan gigi.

Perkembangan Intelektual dan Emosional
§ Pada umumnya stress disebabkan oleh rasa cemas dan takut dan kebanyakan terjadi pada anak-anak.
§ Ibu yang hamil dan merasa stress akibatnya timbul berbagai masalah dan berdampak negative pada bayinya.
§ Sumber penyebeb stress adalah:
o Penyakit
o Tidak senang
o Frustasi
§ Rasa takut sering kali disebabkan karena:
o Menghadapi benda-benda besar
o Ditinggalkan oleh orang tuanya
o Sangat dimanjakan oleh orang tuanya
§ Menurut Piaget anak usia 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret, ini berarti anak telah dapat berfikir secara logis untuk hal-hal yang nyata.
§ Konservasi dapat dikembangkan melalui 3 tahapan yaitu:
o Preoperational
o Transisitional
o Operasional
Konservasi tidak berdasarkan keadaan situasi lingkungan
§ Beberapa hambatan perkembangan anak ketika ibu sedang hamil mengalami stress yaitu:
o Pertumbuhan fisik kurang baik
o Kurang menguasai ketrampilan motorik
o Kesulitan belajar di sekolah
§ Sumber stress yang dialami anak adalah oaring tua, misalny:
o Anak harus rajin sekolah
o Anak harus mandi pada pagi hari
o Anak harus membatu pekerjaan orang tua
o Tingkat kecemasan orang tua.
§ Penyebab strtes pada anak usia sekolah yaitu:
o Harus berhasil dalam pendidikannya
o Bersaing dalam aktifitas olah raga
o Harus dapat bersosialisasi dengan lingkungannya
§ Ketakutan yang dirasakan oleh anak pada setiap Negara dengan alasan tertentu, yaitu anak merasa takut dalam ruan yang gelap.

Perkembangan Bahasa
§ Beberapa fase harus dilalui dalam periode linguistic yaitu:
o Satu kata atau holofrase
o Lebih dari satu kata
o Diferensial
§ Fungsi bicara antara lain untuk mencapai tujuan, yaitu sebagai alat untuk:
o mengevaluasi diri
o menarik perhatian
o mempengaruhi perilaku orang lain
§ Terdapat beberapa pendukung potensi anak berbicara yaitu:
o Kematangan alat bicara
o Kesempatan berlatih
o Motivasi untuk belajar dan berlatih
§ Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan 2 bahasa disebut bilingual.
§ Anak yang kurang mendapata latihan ketrampilan berbicara seringkali menimbulkan masalah yaitu frustasi.

Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
§ Peranan orang tua sangat penting dalam perkembangan social anak, sehingga perlu dikembangkan ketrampilan bergaul melalui kontak dengan lingkungannya
§ Pemberian hadiah kepada anak yang berprestasi akan dapat meningkatkan nilai pelajaran
§ Pelanggaran yang dilakukan anak perlu mendapat hukuman agar anak jera dan tidak mengulangi lagi
§ Pada umumnya anak usia SD suka meniru perbuatan orang tuanya, karena:
o Ingin mendapat perhatian dari orang tuanya,
o Dorongan naluri untuk meniru,
o Sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu.
§ Pemberian hadiah tidak selamanya baik, karena menjadi tujuan utama perbuatan, sehingga tidak dilakukan secara terus-menerus.
§ Pemberian hadiah amat penting dalam pendidikan karena:
o Memberikan motivasi kepada anak,
o Memiliki nilai pendidikan,
o Memperkuat perilaku.
§ Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:
o Menyediakan sarana yang cukup,
o Memperkaya pengalaman anak,
o Memberikan pujian.
§ Kegiatan anak untuk selalu belajar melalui proses peniruan perilaku disebut dengan imitasi.
READ MORE - KARAKTERISTIK ANAK USIA SD

PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA

RINGKASAN PROFESI KEGURUAN (MKDK4005)
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto

1. Apa, Mengapa dan Bagaimana Pekerjaan Profesi
 Definisi Profesi menurut Walter Johnson : Seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
 Penjahit tidak termasuk pekerjaan profesi karena tidak memerlukan pendidikan tinggi dan disiplin ilmu yang kuat.
 Dalam menjalankan pekerjaannya seorang professional terikat kode etik profesi. Kode etik berfungsi untuk mengikat anggota profesi.
 Menurut Robet W Richey profesi dipandang sebagai suatu karir hidup (e live career) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Berdasarkan pendapat tersebut maka :
o Seorang professional hanya mengerjakan profesinya terus-menerus.
o Profesi menjamin hidup layak bagi penyandangnya.
o Klien akan memberikan imbalan atas layanan yang diberikan seorang professional.
 Profesionalitas Sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.

2. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
 Menurut Amitai Etzioni, guru adalah jabatan semiprofessional, karena:
o pendidikan prajabatan guru relative pendek,
o kurangnya pengetahuan yang spesifik,
o otonomi yang kuran,
o control dari luar kurang kuat.
 Menurut Winarno Surachmad : Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki persyaratan dasar ketrampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap.
 Yang termasuk guru dalam profesi keguruan yaitu :
o Dosen
o Widyaiswara
o Instruktur
 Hal-hal yang mendasari pendapat bahwa guru adalah sebuah profesi ialah adanya kode etik dan organisasi profesi (PGRI).
 Asumsi-asumsi yang melandasi perlunya profesionalisme guru adalah:
o Subyek pendidikan : manusia yang memiliki sifat unik,
o Inti pendidikan dalam prosesnya adalah PBM
o Teori-teori pendidikan merupakan jawaban terhadap kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan pendidikan.
 Status profesi keghuruan diperoleh dengan cara diperjuangkan oleh profesi itu sendiri.
 Sertifikasi adalah pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku suatu jabatan.
 Usaha-usaha profesionalisasi guru dapat dilakukan dengan cara :
o Kursus-kursus
o Penataran
o Seminar
o Lokakarya
 Yang termasuk anggota PGRI ialah :
o Guru TK
o Guru SD
o Gururu SLTP
o Guru SLTA
 Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan pada Kongres PGRI XIII

3. Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
 Untuk memperoleh Guru HIS pada masa penjajahan Belanda maka diselenggarakan pendidikan guru yaitu Hogere Kweekschool
 PGRI memiliki misi utama yaitu :
o Kesejahteraan
o Profesi
o Politisi/ideologis
 PGRI didirikan pada tanggal 25 November 1945.
 Sebelum adanya guru yang dididik khusus sebagai tenaga guru (dalam LPTK) pada awalnya (masa penjajahan Belanda) profesi guru Bumiputra diperoleh dari orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan.
 Sampai saat ini PGRI belum dapat berbuat banyak untuk kepentingan guru, karena masih bergantung pada pemerintah dalam menjalankan program-programnya.
 Menurut Mortenson ada 3 layanan profesi guru yaitu :
o Administrasi
o Instruksional
o Bantuan
 Kemampuan atau professional guru tercermin pada penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan situasi pendidikan.
 Keandalan kerja guru dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
o Penghasilan yang tinggi karena kerjanya
o Kualitas kerja yang dibuat
 Hal-hal yang termasuk ke dalam gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional adalah pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.
 Hal-hal yang ternasuk gugus kemampuan professional yaitu penguasaan tentang teknik mengamati PBM.
READ MORE - PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA

PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA

RINGKASAN PROFESI KEGURUAN (MKDK4005)
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto

1. Apa, Mengapa dan Bagaimana Pekerjaan Profesi
 Definisi Profesi menurut Walter Johnson : Seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
 Penjahit tidak termasuk pekerjaan profesi karena tidak memerlukan pendidikan tinggi dan disiplin ilmu yang kuat.
 Dalam menjalankan pekerjaannya seorang professional terikat kode etik profesi. Kode etik berfungsi untuk mengikat anggota profesi.
 Menurut Robet W Richey profesi dipandang sebagai suatu karir hidup (e live career) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Berdasarkan pendapat tersebut maka :
o Seorang professional hanya mengerjakan profesinya terus-menerus.
o Profesi menjamin hidup layak bagi penyandangnya.
o Klien akan memberikan imbalan atas layanan yang diberikan seorang professional.
 Profesionalitas Sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.

2. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
 Menurut Amitai Etzioni, guru adalah jabatan semiprofessional, karena:
o pendidikan prajabatan guru relative pendek,
o kurangnya pengetahuan yang spesifik,
o otonomi yang kuran,
o control dari luar kurang kuat.
 Menurut Winarno Surachmad : Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki persyaratan dasar ketrampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap.
 Yang termasuk guru dalam profesi keguruan yaitu :
o Dosen
o Widyaiswara
o Instruktur
 Hal-hal yang mendasari pendapat bahwa guru adalah sebuah profesi ialah adanya kode etik dan organisasi profesi (PGRI).
 Asumsi-asumsi yang melandasi perlunya profesionalisme guru adalah:
o Subyek pendidikan : manusia yang memiliki sifat unik,
o Inti pendidikan dalam prosesnya adalah PBM
o Teori-teori pendidikan merupakan jawaban terhadap kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan pendidikan.
 Status profesi keghuruan diperoleh dengan cara diperjuangkan oleh profesi itu sendiri.
 Sertifikasi adalah pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku suatu jabatan.
 Usaha-usaha profesionalisasi guru dapat dilakukan dengan cara :
o Kursus-kursus
o Penataran
o Seminar
o Lokakarya
 Yang termasuk anggota PGRI ialah :
o Guru TK
o Guru SD
o Gururu SLTP
o Guru SLTA
 Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan pada Kongres PGRI XIII

3. Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
 Untuk memperoleh Guru HIS pada masa penjajahan Belanda maka diselenggarakan pendidikan guru yaitu Hogere Kweekschool
 PGRI memiliki misi utama yaitu :
o Kesejahteraan
o Profesi
o Politisi/ideologis
 PGRI didirikan pada tanggal 25 November 1945.
 Sebelum adanya guru yang dididik khusus sebagai tenaga guru (dalam LPTK) pada awalnya (masa penjajahan Belanda) profesi guru Bumiputra diperoleh dari orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan.
 Sampai saat ini PGRI belum dapat berbuat banyak untuk kepentingan guru, karena masih bergantung pada pemerintah dalam menjalankan program-programnya.
 Menurut Mortenson ada 3 layanan profesi guru yaitu :
o Administrasi
o Instruksional
o Bantuan
 Kemampuan atau professional guru tercermin pada penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan situasi pendidikan.
 Keandalan kerja guru dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
o Penghasilan yang tinggi karena kerjanya
o Kualitas kerja yang dibuat
 Hal-hal yang termasuk ke dalam gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional adalah pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.
 Hal-hal yang ternasuk gugus kemampuan professional yaitu penguasaan tentang teknik mengamati PBM.
READ MORE - PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA

Minggu, 18 Oktober 2009

CONTOH PERENCANAAN PTK

Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto

1. Identifikasi masalah
- Masalah harus fokus pada aspek tertentu
- Masalah yang dipilih adalah ynag berkaitan dengan pembelajaran yang dapat diatasi melalui PTK
- Melakukan diagnosis, merenung kembali pengalaman yang sudah dilakukan
Contoh: nilai ulangan siswa rendah pada mata pelajaran MATEMATIK

2. Menganalisis Masalah
Mencari faktor penyebab munculnya masalah yaitu melalui refleksi, bertanya kepada siswa, menelaah dokumen siswa/guru.
Contoh: - Penjelasan guru terlalu cepat
- Guru banyak menggunakan metode ceramah
- Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya
- Siswa tidak mempunyai buku sumber
- Guru tidak melibatkan siswa dalam kegiatan demonstrasi

3. Merumuskan Masalah
Harus memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan, mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya memperbaikinya. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat pertanyaan
Contoh:- Bagaimana cara mengajar IPA yang tepat supaya mudah dipahami
Siswa sehingga siswa mampu meningkatkan prestasi belajarnya?
- Apakah degan menggunakan metode demonstrasi dan melibatkan
siswa secra langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

4. Mengembangkan Alternatif Tindakan / Hipatisis
Mencoba mencari jawaban sementara tentang masalah yang muncul dengan cara mengkaji berbagai teori, diskusi dengan teman sejawat atau mengingat pengalaman yang telah dilakukan
Contoh: - Apabila guru dalam mendemonstrasikan pelajaran MATEMATIKA dengan melibatkan
Siswanya, maka siswa akan dapat memahami materi pelajaran dan
prestasi siswa akan meningkat
READ MORE - CONTOH PERENCANAAN PTK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

RINGKASAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK4302)
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto

HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 Dengan mempelajari dan memahami perkembangan peserta didik kita akan memperoleh gambaran dan harapan yang jelas tentang perkembangan peserta didik.
 Menurut Jhon W. Santrok semua aspek yang berkembang dipengaruhi factor genetic.
 Arthur Jensen mengatakan bahwa kecerdasan adalah warisan dari kedua orang tua.
 Kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa besarnya pengaruh keturunan terhadap kecerdasan dengan pengaruh lingkungan sama besar.
 Lingkungan berpengaruh terhadap terhadap temperamen, tetapi saat anak menjadi besar, pengaruh itu menurun.
 Menurut Thomas dan Chess anak yang sulit cenderung untuk bereaksi negative, sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
 Pengaruh genetic terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa.
 Pada fase prenatal akan terjadi pertumbuhan yang luar biasa pesatnya, dari satu sel menjadi satu organism yang lengkap.
 Pada anak mungkin tumbuh frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu kata dalam tulisan tertentu. Hal ini akan terjadi pada tahap operasional kongkrit, yaitu pada masa anak hanya bias mengerti berdasarkan apa yang dilihat dan diraba.

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN
 Carol gestwicki mengemukakan bahwa perkembangan mengikuti urutan yang dapat diramalkan.
 Yang merupakan persyaratan munculnya kesiapan untuk belajar adalah kematangan, dan kematangan untuk belajar merupakan proses perubahan menerima sesuatu yang baru.
 Pertumbuhan menunjukkan perubahan tinggi dan besarnya fisik, diferensiasi stuktur serta bentuk perubahan fungsi.
 Pola pertumbuhan bagi kebanyakan anak dapat dikenal karena pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur.
 Perkembangan bilateral adalah perkembangan yang mempunyai simetri kiri dan kanan.
 Taner.J.M mengemukakan secara eksternal bagian kiri badan manusia hamper menjadi cerminan bagian kanan.
 Setiap orang mempunyai kecepatan yang berbeda dalam pertumbuhan dan aspek yang berbeda dari pertumbuhan adalah kecepatan perkembangannya.
 Menurut Dr. Winick bahwa masa pertumbuhan yang paling kritis terjadi pada 45 bulan pertama.
 Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenal modalitas dirinya masing-masing, karena dengan mengetahui modalitas masing-masing dapat merancang pembelajaran.
 Guru dituntut untuk mengenali gaya belajar murid-muridnya, kemudian mengajar dengan menggunakan berbagai metode dan penggunaan alat peraga memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
READ MORE - PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Rabu, 07 Oktober 2009

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU SECARA BERKELANJUTAN

Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Kasi Administrasi Tenaga Pendidik SLTP, SMU dan SMK
Bidang Administrasi Tenaga Pendidik dan Non Kependidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kebumen
Suber : Amat Jaedun - Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY

Orstein dan Levine (1984), mengkategorikan profesi
mengajar ke dalam 3 kategori:
 Semi Profesional
 Emerging Profession
 Full Profession
Mengajar sbg pekerjaan Semi Profesional, jika:
 Keterampilan mengajar diperoleh melalui pelatihan yg singkat.
 Mengajar dapat dilakukan oleh siapapun yang pernah diajar.
 Dilakukan hanya dgn meniru, tanpa adanya pelatihan yg memadai
Mengajar sbg Emerging Profession:
 Di satu sisi mengajar dianggap sbg suatu profesi, tetapi belum disiapkan dan dilakukan secara professional.
 Pekerjaan mengajar hanya dilakukan apa adanya, tanpa adanya inovasi, penyesuaian secara terus-menerus thd perkembangan IPTEK dan kebutuhan peserta didik yg terus berkembang.
Mengajar sbg Full Profession:
 Mengajar merupakan suatu profesi yg anggotanya memiliki pengetahuan, komitmen dan dapat menerapkan pengetahuannya tsb dalam membelajarkan siswa.
 Disiapkan melalui pelatihan yang memadai.
Karakteristik pekerjaan sbg profesi (McNergney dkk. 2001):
 Komitmen melayani masyarakat (klien) sepanjang karirnya.
 Pengetahuan dan keterampilannya di bidang profesinya berada di atas kemampuan rata-rata orang yg bukan profesinya.
 Mengaplikasikan teori dan hasil riset dalam praktik.
 Membutuhkan latihan spesialisasi dalam waktu yang lama
 Adanya kontrol thd standar lisensi dan persyaratan masuk.
 Memiliki otonomi dalam membuat keputusan tentang bidang pekerjaannya.
 Memiliki komitmen thd pekerjaan dan klien, yg ditunjukkan dgn kualitas layanan yang diberikan.
 Memiliki kode etik profesi, yg menjadi acuan dalam menjalankan tugas profesionalnya.
 Memperoleh kepercayaan publik yang tinggi dalam menjalankan profesinya.
 Memiliki prestise dan penghargaan yang layak.
Makna Guru sebagai Profesi:
 Mensyaratkan kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan tertentu (S1)
 Mensyaratkan standar kompetensi tertentu *)
 Menuntut bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
 Merupakan pekerjaan yang memberikan hak sekaligus menuntut kewajiban
 Memberikan penghasilan yang cukup (menghidupi)
 Memiliki/memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya
 Memiliki kode etik profesi
 Organisasinya berbadan hukum
Makna Sertifikat Pendidik:
 Menuntut dan sekaligus memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan
 Merupakan bukti/pengakuan penguasaan standar kompetensi minimal
 Merupakan bukti diperolehnya hak atas penghasilan yang layak sebagai orang profesional dalam pendidikan
 Belum/bukan merupakan bukti atas kepemilikian perilaku profesional (karena model pelaksanaan sertifikasi yang ada)
 Belum mempunyai kekuatan hukum mutlak (masih perlu dikontrol/dibina lembaga otoritas (karena sifat badan hukum asosiasi profesinya yang belum mapan)
4 KOMPETENSI GURU :
1) Pedagogis
2) Kepribadian
3) Sosial
4) Profesional
KOMPETENSI PEDAGOGIS:
 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
 fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,
 dan intelektual.
 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
 pembelajaran yang mendidik.
 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
 mata pelajaran yang diampu.
 Menyelenggarakan pembelajaran yang
 mendidik.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan
 komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
 untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
 dimiliki.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
 dengan peserta didik.
 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
 dan hasil belajar.
 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
 kepentingan pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
 kualitas pembelajaran.
KOMPETENSI KEPRIBADIAN:
 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
 sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
 berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
 masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
 stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
 tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
 diri.
 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
KOMPETENSI SOSIAL:
 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
 diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama,
 ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
 sosial ekonomi.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
 dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
 tua, dan masyarakat.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
 Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial
 budaya.
 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
 profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
KOMPETENSI PROFESIONAL:
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
 keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
 diampu.
 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi
 dasar mata pelajaran yang diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang
 diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara
 berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
 untuk mengembangkan diri.




Alternatif Cara Pengembangan Profesi:
1) Mengikuti KKG/PKG/MGMP
2) Seminar/Workshop oleh asosiasi atau instansi relevan
3) Melakukan PTK *)
4) Mengikuti/Melakukan Lesson Study *)
5) Aktif membaca jurnal/berkala ilmiah, dan mengakses informasi perkembang-an ilmu, (via internet, dsb).
6) Menulis Karya Ilmiah *)
Cara yang paling mudah untuk menulis KTI à menulis dari hasil penelitian!
Peluang PTK bagi Guru :
 Jenis penelitian yg paling memungkinkan bagi guru.
 Adanya dukungan dari pemerintah à pemberian block grant
 Poin dalam sertifikasi melalui portofolio
 Angka kredit untuk kenaikan jabatan/ pangkat.
Pengertian Penelitian Tindakan:
 Reflektif à permasalahan yg akan dipecahkan berasal dari hasil refleksi/ perenungan thd. pelaksanaan tugas sehari-hari.
 Penerapan suatu tindakan terhadap kelompok sasaran
 Tujuan à utk mengatasi masalah, baik yg dihadapi kelompok sasaran, peneliti, atau keduanya.

Melakukan Lesson Study Tahapan & Praktik:
Planning/Plan:
 Peningkatan kesiapan: materi, metodologi dsb.
 Pembuatan Perangkat pembelajaran
 Ujicoba
Implementing/Do:
 Pelaksanaan
 Monitoring/Observasi
Reflecting/See:
 Diskusi
 Sharing pendapat
 Rekomendasi
Jenis karya tulis/karya ilmiah bagi guru:
 Karya tulis: laporan & artikel hasil penelitian, pengkajian, survey, evaluasi atau artikel tinjauan/ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri.
 Tulisan ilmiah/artikel ilmiah populer.
 Prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah (seminar, workshop dsb).
 Buku pelajaran, modul, diktat pelajaran
 Mengalih-bahasakan buku pelajaran/karya ilmiah
 Menciptakan karya seni dan teknologi
Karya Tulis Berdasar Uji Sertifikasi Guru:
 Karya tulis yang mencakup: (a) Buku, (b) artikel jurnal, majalah, dan surat kabar, (c) modul, dan (d) diktat pelajaran;
 Laporan penelitian tindakan kelas atau penelitian lain yang mendukung peningkatan pembelajaran dan atau profesionalisme guru;
 Mereview buku dan atau penulis soal EBTANAS/UN;
 Pengembangan media dan alat pembelajaran; dan
 Karya teknologi/seni.
Mengubah Cara Mengajar (Kaufeldt, 2008)
 Mulai dengan otak
 Mengembangkan profil siswa
 Menganekaragamkan lingkungan fisik
 Menganekaragamkan lingkungan sosial
 Menganekaragamkan penyajian
 Menganekaragamkan Isi
 Menganekaragamkan proses
 Menganekaragamkan hasil
 Mengatur variabel dalam ruang kelas
 Menggunakan penilaian selama pelajaran masih berlangsung untuk umpan balik
 Mulai dengan langkah-langkah kecil
Memilih Sumber Bahan/Referensi:
 Sumber Bahan/Referensi, adalah buku atau bahan lain yang dapat dijadikan rujukan pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung mencapai kompetensi yang ditetapkan.
 Sumber bahan yang berupa buku hendaknya lebih kaya, tidak hanya buku paket, melainkan buku-buku teks yang bersifat umum.
 Sumber belajar kehidupan dan masalah nyata

Ilustrasi Tugas Guru….
 Mengajar untuk pembelajaran aktif: memanfaatkan seluruh indera siswa untuk belajar: apa yang dilihat, dengar, kecap, baui, sentuh, lakukan, bayangkan, intuisikan, rasakan (Jannet Vos,1999)
 Mengajar untuk kontruksi makna: hasil belajar berupa keterampilan akademik dan kematangan sikap (soft skill), atau pemilikan kecakapan hidup, atau siswa dapat menerapkan pengetahuan dalam memecahkan masalah hidup.
 Mengajar dalam masyarakat multikultural: berlaku adil kepada setiap siswa tanpa memandang “RAS”, mempunyai keteladanan moral dan rasa estetika yang tinggi dan melatih siswa untuk Sanggup bersaing dan bersanding, bekerjasama dengan siapapun ( menerapkan pendidikan perdamaian, pendidikan internasional)
 Mengajar dan Teknologi: memanfaatkan berbagai produk teknologi untuk belajar siswa. Guru yang dapat mengantar siswa mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (Tilaar, 1998)
 Mengajar dengan pandangan baru tentang kemampuan: memandang siswa memiliki kecerdasan ganda (8 kecerdasan)
 Mengajar dengan pilihan: menerapkan multi bahasa, belajar di laboratorium, praktik di negara lain (belajar sistem belapis), belajar praktik dalam fenomena nyata
 Belajar dan akuntabilitas: memberi kepuasan layanan, mendokumentasikan proses dan hasil kinerja, terbuka untuk dinilai oleh pelanggan dan atasan, melakukan refleksi diri atas kinerjanya
Guru Yang Efektif ………?
 Mampu melaksanakan pembelajaran secara benar
 Mampu mewujudkan iklim kelas yang kondusif, cirinya:
 kemampuan hubungan interpersonal (empati, menghargai siswa sebagai pribadi, ketulusan),
 mempunyai hubungan yang baik dengan siswa,
 kemampuan mengekspresikan minat dan antusiasme,
 memiliki kepedulian terhadap siswa,
 kemampuan menciptakan kerjasama
 melibatkan siswa dalam perencanaan kegiatan belajar,
 menghargai dan memperhatikan sungguh-sungguh jawaban siswa,
 meminimalkan konflik.
 Menekankan pada tujuan akademik dan afektif
 Mengorganisasi diri dengan baik
 Menguasai bidang ilmu yang diajarkan
 Memberikan pengalaman belajar siswa dengan baik
 Mengajar “Tidak asal siswa sibuk” tetapi dengan tugas yang jelas dan menguntungkan siswa
 Memaksimalkan waktu belajar
 Melakukan monitoring pelaksanaan dan aktivitas belajar.
Lakukanlah Hai Guru…….!
 MEMBACA
 MENGISI TEMU KOLEGIALITAS DENGAN KEGIATAN AKADEMIK
 MEMAHAMI ATURAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN
 MENULISKAN PENGALAMAN KINERJA
 SRAWUNG ILMIAH DAN PROFESIONAL
 MENERAPKAN PENGALAMAN BARU (HASIL IKUT SEMINAR) UNTUK MEMBELAJARKAN SISWA
 GUNAKAN POTENSI LINGKUNGAN SEBAGAI LABORATORIUM
 JUJUR DAN HILANGKAN SIKAP FORMALITAS, SERTA IKUT-IKUTAN.
Strategi Pengembangan Profesionalisme Guru:
1) Pengembangan Standar Kompetensi,
2) Penilaian kompetensi,
3) Evaluasi kompetensi guru secara periodik,
4) Pengembangan profesionalisme melalui in-service training; dan
5) Penegakan kode etik.
READ MORE - PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU SECARA BERKELANJUTAN

PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN

Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto
Suber : Amat Jaedun - Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY

Tujuan Penelitian Tindakan:
Mengubah situasi awal suatu kelompok, organisasi, sekolah atau masyarakat yg kondisinya memiliki berbagai permasalahan, ke arah keadaan yang lebih baik.
TUJUAN PTK:
¤ Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, efisiensi
dan efektivitas pembelajaran, proses dan hasil
pembelajaran di sekolah.
¤ Menumbuhkembangkan kebiasaan meneliti bagi para
guru agar lebih proaktif mencari pemecahan masalah
pembelajaran.
¤ Meningkatkan produktivitas penelitian para guru
tentang pembelajaran.
¤ Meningkatkan kolaborasi guru - guru, dan guru – siswa
dalam memecahkan masalah pembelajaran, mencipta-
kan dan mengimplementasikan inovasi pembelajaran.
Manfaat Penelitian Tindakan:
Memperbaiki layanan maupun kinerja dari suatu lembaga.
Mengembangkan rencana tindakan, yg bersifat me-ningkatkan apa yg telah dilakukan selama ini.
Mewujudkan penelitian yang mempunyai manfaat ganda, baik bagi peneliti maupun subyek yang diteliti.
Mengembangkan budaya meneliti, atau mencari solusi atas suatu permasalahan melalui proses berpikir ilmiah;
Menumbuhkan kesadaran pada subyek yang diteliti mengenai pentingnya partisipasi dan sikap kooperatif demi keberhasilan bersama dan keter-capaian tujuan penelitian.
Prinsip utama PTK:
masalah penelitian yang diambil harus sesuai dengan komitmen guru/peneliti dan pemecahannya berada dalam jangkauan kemampuan/kewenangannya.
Semua pihak yg terlibat dalam penelitian menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan ke arah yang lebih baik.
PTK didasarkan pada masalah keseharian yang dirasakan dan dihadapi baik oleh peneliti/guru maupun pihak/subyek yang diteliti.
Upaya pemecahan atau perbaikannya dilakukan bersama-sama antara komponen-komponen tersebut secara kolaboratif dan partisipatif
Perbaikan yang dilakukan bukan sekedar kegiatan yang rutin, namun merupakan kegiatan/tindakan yang baru atau inovatif



Karakteristik PTK :
Permasalahan yang dipecahkan merupakan permasalahan praktis dan urgen yang dihadapi oleh para guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Praktisi sebagai peneliti memberikan tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan, dan sekaligus meningkatkan kualitas layanan yang dapat dirasakan oleh subjek yang diteliti.
Langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam bentuk siklus (daur) memungkinkan terjadinya peningkatan/ perbaikan dalam setiap siklusnya. Jumlah siklus mestinya tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti, karena apa yang akan terjadi dengan adanya tindakan tersebut, dan kapan tindakan tsb. akan mendatangkan hasil belum diketahui sebelumnya.
Adanya empat komponen penting dalam setiap langkahnya, yaitu: (1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi (M & E); dan (4) refleksi.
Adanya langkah/upaya untuk berpikir secara reflektif, baik sesudah maupun sebelum tindakan dilakukan.
Penelitian tindakan biasanya bisa dikenali dari ”judulnya” Judul penelitian tindakan seyogyanya mencerminkan dua hal, yaitu:
Tindakan apa yang akan dilakukan? dan
Tujuan/target apa yang ingin dicapai dengan penerapan tindakan tersebut?
Contoh:
Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi melalui Strategi Cooperative Learning ............
Penerapan Metode DIKSI untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Puisi................
Penelitian tindakan juga bisa dikenali dari rumusan masalahnya, yang sekaligus membedakan dengan penelitian untuk menguji hipotesis atau penelitian positivistik lainnya.
Contoh:
Apakah metode diskusi dapat meningkatkan partisipasi kelas?
Sejauhmanakah metode diskusi dapat meningkat-kan partisipasi kelas?
Bagaimanakah metode diskusi dapat meningkatkan partisipasi kelas ?

Secara metodologis, karakteristik penelitian tindakan:
Orientasi penelitian tindakan adalah bukan utk mencari ”kebenaran” tetapi utk memecahkan permasalahan riil yg dihadapi baik oleh peneliti maupun subyek yg diteliti melalui langkah-langkah penerapan tindakan.
Bersifat kooperatif, antara yg memberikan tindakan dan pihak yang dikenai tindakan (Dokter dalam mengobati pasien akan lebih efektif jika pasiennya juga bersifat kooperatif/mau bekerja sama).
Dilaksanakan pada lokasi terjadinya permasalahan tersebut (tidak diuji-cobakan pada subjek yang lain atau di tempat lain).
Bersifat partisipatif, karena memerlukan partisipasi dari pihak yang dikenai tindakan.
Dilakukan pada setting yang natural, tidak ada perubahan atau pengaturan apapun, kecuali tindakan yang akan diterapkan.
Tidak ada upaya pengendalian terhadap faktor (variabel) pengganggu atau yg berpengaruh thd. hasil.
PERBEDAAN PENELITIAN EKSPERIMEN DENGAN PTK:
1. PENELITIAN EKSPERIMEN PADA UMUMNYA DILAKUKAN SATU KALI, SEDANGKAN PTK BEBERAPA KALI SIKLUS
2. PENELITIAN EKSPERIMEN MENEKANKAN HASIL, SEDANGKAN PTK MENEKANKAN PADA PROSES
PERBEDAAN PENELITIAN LAIN DENGAN PTK:
1. PENELITIAN LAIN INGIN TAHU APA YANG SUDAH TERJADI SEDANGKAN PTK INGIN TAHU APA YANG SEDANG TERJADI
2. AKHIR KEGIATAN PENELITIAN LAIN UNTUK MEMBERI SARAN SEDANGKAN AKHIR PTK UNTUK PERBAIKAN RENCANA KEGIATAN

Fokus Permasalahan PTK :
Ukuran keberhasilan program perbaikan mutu pendidikan kita à lebih banyak yg hanya di-orientasikan pada perbaikan output/prestasi saja, karena data ttg proses tidak ada.
Dampak tindakan yg kita rancang sebaiknya diarahkan utk meningkatkan kualitas proses dan bukan sekedar prestasi belajar, karena akan berakibat ketidak-akuratan peneliti dlm meng-identifikasi permasalahan PBM yg sebenarnya
Dampak tindakan lebih baik diorientasikan pada indikator-indikator perbaikan kualitas proses pembelajaran, spt: partisipasi siswa, kemampuan mengemukakan pendapat, interaksi kelas, motivasi, kemampuan memecahkan permasalahan dsb.
READ MORE - PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN

PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto
Suber : Amat Jaedun - Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY

I. BAGIAN AWAL:
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
II. INTI PROPOSAL :
A. Pendahuluan
1) Latar Belakang Masalah
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Penelitian
4) Manfaat Hasil Penelitian
B. Kajian Pustaka & Hipotesis Tindakan
1) Kajian Teori
2) Kerangka Berpikir
3) Hipotesis Tindakan
C. Metode Penelitian:
1) Setting Penelitian (tempat penelitian & Karakteristik
2) Subyek Penelitian)
3) Bentuk tindakan & dampak yg diharapkan à Variabel Penelitian
4) Langkah-langkah Tindakan (operasional)
5) Alat/instrumen monitoring
6) Teknik Monitoring/observasi
7) Analisis Data dan Refleksi
III. BAGIAN AKHIR :
1. Daftar Pustaka
2. Jadual Penelitian
3. Rencana Anggaran Penelitian
4. Lampiran-lampiran (Curriculum Vitae)
1. Judul PTK/PTS :
Judul hendaknya mencerminkan: (1) bentuk tindakan yg akan dilakukan;
(2) tujuan/target yg ingin dicapai dgn pelaksanaan tindakan tsb; (3)
singkat; dan (4) jelas.
Contoh:
a. Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi melalui Strategi Cooperative Learning
b. Penerapan Metode DIKSI untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Puisi
c. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Cerpen Melalui Penerapan Disain ICON (Interpretation Construction)
d. Peningkatkan Kompetensi Kewarganegaraan Melalui Penerapan SLIM n BILL dalam Pembelajaran Kooperatif GIP Siswa Kelas …
e. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Kerja Kelompok
f. Peningkatan Minat Belajar IPA dI SD Melalui Pendekatan Keterampilan Proses
2. Halaman Pengesahan à lihat Lampiran
3. Pendahuluan, terdiri dari:
a. Latar Belakang Masalah, berisi:
1) Gambaran kondisi pembelajaran/situasi kelas) saat ini yg
bermasalah.
2) Gambaran mengenai kondisi (PBM/situasi kelas) yg diharapkan
3) Alasan/rasional perlunya diterapkan suatu tindakan tertentu untuk
mengatasi salah satu atau beberapa masalah yang ada.
b. Rumusan Masalah
1) Dirumuskan dengan kalimat pertanyaan.
2) Mencerminkan tindakan yang akan dilakukan
dan tujuan dari penerapan tindakan tersebut
3) Sebaiknya menggunakan kata
”Bagaimanakah dan bukan ”Apakah” atau
”Sejauhmanakah”
c. Tujuan Penelitian
Merupakan target yang akan dicapai dengan
dilaksanakannya Penelitian Tindakan tsb.
d. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat bisa ditinjau dari sisi kepentingan siswa,
guru, lembaga dsb.
4. Kajian Pustaka & Hipotesis Tindakan
a. Kajian Teori, berisi :
1) Kajian teori-teori mengenai PBM yang baik/efektif.
2) Deskripsi mengenai tindakan yang akan dilakukan, baik
secara teoritis maupun metodologis (prosedur/langkah-
langkah) à Deskripsi metode atau prosedur secara umum.
3) Hasil penelitian yang relevan (kalau ada)
b. Kerangka Berpikir
Deskripsi bahwa tindakan yang akan diterapkan tersebut akan
dapat mengatasi masalah (misal: meningkatkan kualitas PBM)
c. Hipotesis Tindakan:
1) Hipotesis tindakan digunakan sebagai pengarah (guide) dalam
melaksanakan tindakan.
2) Hipotesis tindakan dirumuskan dengan kalimat pernyataan.
3) Hipotesis tindakan bukan untuk diuji seperti pada penelitian
positivistik.
5. Fokus PTK/PTS adalah untuk mendeskripsikan: bagaimana tindakan tersebut dilakukan, apa dampak dari tindakan tsb (baik yang diharapkan/positif maupun yang tidak diharapkan/negatif), sampai pada bagaimana seharusnya tindakan tsb dilakukan sehingga dapat me-ningkatkan kinerja PBM/sekolah ?
Contoh :
Penerapan strategi cooperative learning pada pembelajaran menulis, akan meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas .....
Dengan menerapkan metode DIKSI pada pem-belajaran puisi, maka kualitas pembelajaran akan meningkat.
6. Metode Penelitian :
a. Disain/Rancangan Penelitian, berisi :
1) Setting Penelitian (tempat penelitian & karakteristik
Subyek Penelitian)
2) Bentuk tindakan, dampak tindakan yg diharapkan,
dampak ikutan dsb). Termasuk indikator kinerja atau
tolok ukur keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
3) Langkah Tindakan :
- Deskripsi tindakan yang dilakukan
- Langkah-langkah Pelaksanaan Tindakan
7. Alat/instrumen pengumpulan data: menjelaskan jenis instrumen yang digunakan untuk melakukan monitoring/ pengamatan dan evaluasi, misal: lembar pengamatan, tes, tugas, kuesioner dsb.
Teknik Pengumpulan Data (Monev)
Rencana monitoring/observasi, berisi: uraian tentang teknik/metode pengumpulan data: baik data ttg. proses pelaksanaan maupun dampak tindakan.
Dalam disain lain, ada istilah Monitoring & Evaluasi. Monitoring difokuskan pada pengamatan proses, sedangkan Evaluasi difokuskan pada pengamatan Hasil.
Monitoring sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah tindakan tsb diberikan à untuk melihat dampak tindakan tsb (perbandingan)
Monitoring dapat dilakukan oleh peneliti (pemberi tindakan) sendiri ataupun tim (kolaborator)-nya.
Pengamatan, dilakukan terhadap: (a) Jalannya (proses) penerapan tindakan; dan (b) Dampak dari Tindakan, baik yang positif (sesuai harapan) maupun yang negatif (tidak diharapkan).
Teknik-teknik Monitoring dapat dilakukan melalui:
Pengamatan à dgn dipandu pedoman observasi
Wawancara, baik terstruktur (dgn panduan) maupun tak terstruktur
Angket (kuesioner)
Pemberian tes, tugas dsb.
Analisis data à diarahkan untuk mendeskripsikan ttg. proses pelaksanaan tindakan dan dampak dari penerapan tindakan yang dilakukan.
Analisis data disesuaikan dengan jenis datanya à analisis data kuantitatif, dan kualitatif.
Teknik analisis data yang digunakan à disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dengan analisis yang canggih (kalau tidak perlu/relevan).
Analisis data dan Refleksi: berisi uraian tentang teknik analisis data, langkah refleksi untuk perbaikan tindakan yang dilakukan.
Refleksi: merupakan upaya melakukan evaluasi/perenungan/mawas diri secara kritis:
dilakukan dengan cara berdiskusi, baik dengan kolaborator (teman sejawat), maupun dengan menggali pendapat siswa sebagai pihak yang dikenai tindakan, yaitu menggali bagaimana tanggapan siswa terhadap tindakan yang kita cobakan.
Dilakukan secara terbuka (fair)
Hasil refleksi à mengubah tindakan pd siklus berikutnya à dibuat Rencana Tindakan Baru (replanning).
8. Rencana Anggaran Penelitian:
 Biasanya berisi komponen: upah (honor) peneliti, biaya perijinan, pengumpulan data, pengadaan alat, seminar, penggandaan, ATK dsb.
 Tiap sponsor biasanya sudah menetapkan alokasi anggaran.
9. Jadual Penelitian
Disusun dlm bentuk matriks kegiatan atau chart.
10. Daftar Pustaka
Disusun sesuai urutan abjad pengarang
Hanya pustaka yang betul-betul dirujuk

11. Lampiran-lampiran, berisi :
Curriculum Vitae atau Biodata dari ketua dan anggota peneliti
TUGAS :
Buatlah usulan penelitian tindakan kelas yang akan Bpk/Ibu implementasikan dlm rangka memperbaiki pembelajaran yg Bpk/Ibu laksanakan selama ini sesuai tugas Bpk/Ibu sehari-hari!
Keterangan:
- Batasan kelas tdk sebagaimana pengertian kelas secara
sempit yg dibatasi dinding-dinding kelas.
- Bentuk tindakan hendaknya bukan kegiatan rutin yg
memang hrs dilakukan, tapi merupakan peningkatan/
inovasi dari kegiatan yg biasa dilakukan.
READ MORE - PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd.
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto
Suber : Amat Jaedun - Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY

Guru Profesional (PMPTK, 2009):
 Guru merupakan tenaga profesional
 Kenaikan pangkat/golongan guru belum diikuti dengan peningkatan kompetensinya.
 Salah satu kendala kenaikan pangkat gol IV/a (334.184 org) ke IV b adalah penyusunan karya tulis ilmiah
Mengapa Guru Harus Menulis Karya Ilmiah?
 Dalam rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan.
 Dalam rangka memperoleh angka/skor untuk uji sertifikasi.
 Sungguh-sungguh untuk peningkatan kompetensi/profesionalismenya.
 Ataukah karena alasan lain.
Mengapa guru belum mampu, mau dan biasa menulis ?
 Motivasi : (1) tuntutan (tidak ada keharusan); (2) tuntutan persyaratan ketat; (3) tidak berminat; (4) takut salah; (5) tidak biasa.
 Substansi : (1) tidak punya ide/gagasan; (2) tidak punya bahan; (3) sulit mencari bahan/sumber.
Jenis karya tulis/karya ilmiah bagi guru utk kenaikan jabatan:
 Karya tulis: laporan & artikel hasil penelitian, pengkajian, survey, evaluasi atau artikel tinjauan/ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri.
 Tulisan ilmiah/artikel ilmiah populer.
 Prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah (seminar, workshop dsb).
 Buku pelajaran, modul, diktat pelajaran
 Mengalih-bahasakan buku pelajaran/karya ilmiah
 Menciptakan karya seni dan teknologi
Karya Tulis Berdasar Uji Sertifikasi Guru:
 Karya tulis yang mencakup: (a) Buku, (b) artikel jurnal, majalah, dan surat kabar, (c) modul, dan (d) diktat pelajaran;
 Laporan penelitian tindakan kelas atau penelitian lain yang mendukung peningkatan pembelajaran dan atau profesionalisme guru;
 Mereview buku dan atau penulis soal EBTANAS/UN;
 Pengembangan media dan alat pembelajaran; dan
 Karya teknologi/seni.

Konsep Tulisan (Karya) Ilmiah:
Adalah tulisan yang:
 didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, pengkajian, atau penelitian dalam bidang tertentu,
 disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa, dan
 isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Syarat Tulisan Ilmiah:
 Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
 Langkah pengerjaan atau penyusunannya dijiwai dan didasari dengan metode ilmiah
 Sosok tampilannya sesuai dan memenuhi syarat sebagai sosok tulisan ilmiah.
Legalitas Karya Ilmiah, dapat di- bedakan menjadi tiga (3) jenis:
 Legal secara substansi, menurut ketentuan ilmiah (diperoleh melalui seminar dan penilaian akademisi/ahli). Dapat memanfaatkan forum MGMP, KKG, atau membentuk forum seminar;
 Legalitas formal, yaitu atas dasar kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan Angka Kredit Guru (melalui: pengesahan Kepala sekolah, organisasi profesi, pengawas, keterangan dari perpustakaan, dll.)
 Legal melalui penerbitan, oleh lembaga penebitan: Jurnal ilmiah, Media massa (cetak, elektronik?), buletin, percetakan (ISSN,ISBN) dll.
Artikel:
 Artikel ilmiah merupakan karangan/tulisan yang menyajikan permasalahan dan pemecahannya secara ilmiah atau berkaitan dengan pengetahuan keilmuan dan ditulis menurut tata cara penulisan tertentu dengan baik dan benar
Ciri-ciri Artikel Ilmiah:
1. Isi sajiannya berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
2. Ditulis dengan cermat, tepat, dan benar, serta menggunakan sistematika umum dan jelas
3. Tidak bersifat subjektif, emosional, dan tidak mengungkapkan terkaan, sangkaan, atau memuat pandangan tanpa fakta
Jenis Artikel Ilmiah:
1. Artikel ilmiah hasil penelitian
2. Artikel ilmiah hasil pemikiran (bukan hasil penelitian)
3. Artikel ilmiah populer
Saat ini, akan dibahas teknik penulisan artikel, baik artikel hasil penelitian maupun artikel hasil gagasan/pemikiran.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian:
 Merupakan laporan hasil penelitian yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sajian yang menarik untuk dibaca
 Gaya penulisannya lentur dan enak dibaca
 Terdapat perbedaan kerangka antara karya ilmiah laporan hasil penelitian dengan artikel ilmiah hasil penelitian sbb:

Sistematika Artikel Ilmiah Hasil Penelitian:
1. Bagian pendahuluan; terdiri dari judul, abstrak (Indonesia dan atau Inggris), dan kata-kata kunci
2. Bagian isi; terdiri dari:
a. Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang singkat dan relevan)
b. Metode/cara penelitian
c. Hasil penelitian dan pembahasan
d. Simpulan dan saran
3. Bagian penunjang; berupa daftar pustaka dan data diri penulis
Secara rinci, sistematika tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut::
 Judul, hendaknya singkat, jelas, informatif, berupa frase terdiri dari 8 – 12 kata, mencerminkan isi, menarik, dan tidak harus sama dengan judul laporan penelitian.
 Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik atau gelar lain. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama.
 Abstrak, berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat. Panjang abstrak adalah 50 – 75 kata, berisi: permasalahan dan tujuan, metode dan hasil penelitian, yang ditulis dalam satu paragraph.
 Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang singkat dan relevan serta hipotesis (jika ada).
 Metode/Cara Penelitian: merupakan ringkasan dari metode/ cara penelitian dalam Bab 3 laporan penelitian.
 Hasil Penelitian dan Pembahasan:
 Merupakan bentuk ringkas dari hasil penelitian dan pembahasan yang biasanya disajikan pada Bab 4 laporan penelitian.
 Hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan merupakan hasil yang pokok sesuai rumusan masalah yang diajukan.
 Simpulan dan Saran:
 Simpulan merupakan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan.
 Selain kesimpulan, pada bagian ini juga dapat diajukan saran-saran terkait dengan kesimpulan yang diperoleh.
Kekeliruan yg sering terjadi:
 Judul artikel à dibuat sama dgn judul penelitian (terlalu panjang dan kurang menarik)
 Kajian teori yang disajikan à bukan teori-teori yang pokok sesuai rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.
 Metode/cara penelitian à terlalu panjang sama persis dgn Bab 3 laporan penelitian.
 Penyajian hasil penelitian dan pembahasan à terlalu panjang atau bukan hasil yg utama sesuai rumusan masalah atau hipotesis yang diajukan.
Artikel Ilmiah Hasil Pemikiran:
 Merupakan tulisan ilmiah yang membahas suatu masalah yang dikaji berdasarkan pemikiran atau gagasan penulis
 Penulis mengutarakan gagasannya berdasarkan kajian teori dan fakta-fakta yang relevan (data atau hasil penelitian orang lain)
Sistematika Artikel Ilmiah Hasil Pemikiran:
 Judul, hendaknya singkat, berupa frase terdiri dari 8 – 12 kata, mencerminkan isi, menarik, informatif, dan mengandung permasalahan yang dikaji.Penetapan masalah atau judul biasanya merupakan kegiatan yg paling sulit. Judul atau permasalahan yg dikaji hendak nya relevan dgn pengembangan profesi guru.
 Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik atau gelar lain. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama.
 Abstrak, berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat. Panjang abstrak adalah 50 – 75 kata, dan ditulis dalam satu paragraph.
 Pendahuluan/Permasalahan:
 Berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas.
 Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, cara pemecahan masalah dan tujuan pembahasan/pengkajian yang akan dilakukan oleh penulis.
 Bagian Pembahasan:
 Sistematikanya tergantung pada model pembahasan yang dipilih: apakah deduktif, induktif ataukah campuran.
 Berisi dasar-dasar teori dan fakta-fakta yang relevan.
 Kajian teori hendaknya bukan sekedar kompilasi teori dan fakta-fakta semata, tetapi harus saling terkait dan mencerminkan kerangka pikir yang padu.
 Bagian Penutup:
 Merupakan bagian akhir dari suatu artikel non penelitian.
 Isinya berupa kesimpulan, yang merupakan intisari dari pembahasan dan jawaban atas masalah yang dikaji.
 Selain kesimpulan, pada bagian ini juga dapat diajukan saran-saran terkait dengan kesimpulan yang diperoleh.
Sajian inti artikel dapat dibedakan menjadi 3 tipe:
1. Secara deduktif, yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan yang masalah yang dibahas, kemudian baru diverifikasi berdasarkan fakta empiris.
2. Secara induktif, sajian yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas, kemudian dicari dasar-dasar teorinya.
3. Sajian secara campuran yang penulisannya didasar-kan pada kajian teoritis digabungkan dengan data empiris.
DAFTAR PUSTAKA:
 Berisi pustaka/referensi yang dirujuk yang terdapat di dalam batang tubuh artikel.
 Daftar Pustaka, ditulis dengan urutan: nama penulis (dibalik untuk nama orang asing atau yang memakai nama marga), nama disusun secara alfabetis, tahun penerbitan, judul terbitan, kota penerbit dan nama penerbit.
 Untuk pustaka dari artikel jurnal, ditulis: nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal, nomor, tahun ke.., dan halaman.
 Untuk pustaka dari internet, ditulis: nama penulis (jika ada), tahun, judul artikel, diakses tanggal ………… dari http://www........
Kekeliruan yg sering terjadi:
 Permasalahan yg dikaji terlalu umum, kabur, tidak jelas.
Misal:
 Manfaat Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
 Peran KBK dalam Upaya Mencerdaskan Siswa dsb.
 Judul artikel atau permasalahan yg dikajià tidak terkait dgn pengembangan profesi guru, terlalu bombastis, atau tidak sesuai utk artikel ilmiah di jurnal.
o Misal : Profesi Guru dalam Sorotan
 Sajian teori dan fakta-fakta à hanya merupakan kumpulan pendapat orang (display teori saja), yang tidak dikaitkan satu sama lain.
 Ulasan dikemukakan secara emosional (tidak rasional), dan tanpa didukung fakta-fakta.
READ MORE - TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH