Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Dosen : MUH ROSYID, S.Pd., M.M.Pd.
Oleh :
Nama : WARIYANTO
NIM : 060055443
Semester : VI (Enam)
E-mail : wariyanto34@yahoo.com
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PUTRA BANGSA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN ( S 1 )
KEBUMEN
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini, semakin banyak bermunculan sekolah SMK yang lebih mengarahkan siswa untuk berkarya dan bekerja. Sehingga banyak sekolah yang mengalami penurunan jumlah siswa masuk, terutama sekolah yang masih religius, seperti MA Salafiyah.
Karena keterbatasan sumber daya dan dana maka beberapa sekolah akhirnya melakukan penghematan dana sosialisasi PSB (Penerimaan Mahasiswa Baru), tetapi kadang berdampak pada kurang efektifnya sosialisasi tersebut.
B. PERMASALAHAN
Di MA Salafiyah Wonoyoso, sosialiasi masih bersifat kurang intensif. Bahkan terkesan kurang penanganan. Karena sebagai salah satu sekolah tertua di Kebumen, maka MA Salafiyah Wonoyoso menjadi seakan tenang dan tak ada usaha promosi atau sosialisasi karena mungkin merasa sudah terpenuhinya jumlah siswa masuk pada tiap tahun ajaran.
Padahal jika ditinjau ulang, tiap tahun ajaran terjadi penyusutan jumlah angkatan yang salah satu penyebabnya karena kurangnya pengenalan sekolah ke calon siswa potensial. Karena itu sudah selayaknya diadakan sedikit perubahan strategi agar bisa mengantisipasi masalah kuantitas siswa.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. ANAK DIDIK SEBAGAI TONGGAK KEBERLANJUTAN SEKOLAH
Pendidikan merupakan salah satu syarat pembangunan bangsa, agar menjadikannya berkualitas. Tentu saja bila diikuti dengan sistem dan kurikulum yang benar dan tepat. Sebagaimana kita tahu, semakin banyaknya bermunculan sekolah kejuruan di berbagai pelosok, menjadikan makin beragamnya pilihan bagi para pelajar yang berniat melanjutkan sekolah. Bagi sekolah negeri, ini tidak menjadi masalah yang serius, karena sistem yang berbeda antara sekolah negeri dan swasta.
Akan tetapi bagi sekolah swasta, ini akan menjadi permasalahan yang cukup memusingkan agar bangku sekolah tetap terisi maksimal oleh para penuntut ilmu. Persaingan memperoleh jumlah siswa menjadi sesuatu hal yang perlu dicermati bagi setiap sekolah. Disinilah penulis ingin merencanakan strategi yang perlu diterapkan untuk melakukan sosialisasi yang tepat kepada calon penerus bangsa ini.
B. RENCANA PERUBAHAN
Strategi yang perlu diterapkan untuk melakukan sosialisasi ini adalah dengan mengusulkan hal berikut kepada Kepala Sekolah :
1. Bentuklah tim work yang aktif, bukan pasif
Ini yang sering terbengkalai dari banyak sekolah-sekolah swasta. Panitia penerimaan siswa baru kebanyakan hanya melakukan umpan bola dan tak mau jemput bola.
Sosialisasi yang baik lebih diintensifkan tidak hanya sekedar pada pembagian brosur dan pemasangan spanduk. Apalagi kita tahu, bahwa brosur delalu berakhir di tempat sampah.
Sosialisasi yang mengena sebaiknya juga dengan mendatangi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di beberapa tempat potensial. Misalnya perkumpulan karangtaruna, remaja masjid dan kalau perlu mendatangi satu persatu calon siswa. Bila disampaikan dengan bahasa yang fleksibel, maka semua itu akan menarik dan berhasil guna.
Jadi bentuklah teamwork yang solid dan mau bekerja keras. Jika perlu, anggarkan dana yang lebih dari mencukupi agar mereka juga bisa berkerja dengan lebih professional.
2. Buatlah pembagian tugas yang detail dan konkrit
Spesialisasi merupakan langkah terbaik. Ketika pembagian tugas atau spesialisasiini bias, maka tim tidak akan berjalan efektif. Dari itu, persiapkan daftar tugas beserta pelaksananya secara detail, agar tidak terjadi kebingungan saat melakukan tugas.
3. Beri pembekalan tim work dengan 5 W, 1 H serta analisis SWOT
Ilmu psikologi sedikit banyak memiliki sumbangsih dalam pelaksanaan sosialisasi. Bagaimana kita bisa mengetahui dan membangkitkan reaksi positif audience/calon siswa, memberi deskripsi sekolah yang menarik dan memicu semangat mereka untuk tetap melanjutkan sekolah. Serta berbagai keahlian lain yang dibutuhkan dalam sosialisasi secara tatap muka langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu tim dibekali dengan keterampilan mengolah sistem pertanyaan 5W + 1H (Where, What, When, Why dan How).
Diperlukan juga keterampilan menganalisis dan mengarahkan peserta dengan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treatment). Karena dengan mengemukakan ke-4 hal diatas, maka siswa bisa diarahkan untuk mengikuti sekolah kita.
4. Beri modal dana
Dengan anggaran yang cukup, team akan lebih profesioanl dan bertanggung jawab dalam melakukan tugasnya. Tetapi control pengeluaran harus tetapi diperhatikan, agar setiap dana yang keluar bermanfaat.
5. Evaluasi bertahap
Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun memerlukan evaluasi agar ke depannya bisa lebih baik. Evaluasi merupakan salah tahap manajemen yang penting dan menjadi acuan pada tahap pelaksanaan berikutnya.
6. Schedul Kerja
Dengan mengatur jadwal kerja tim, maka pelaksanaan akan lebih terkontrol, teratur dan tidak amburadul. Sehingga tidak ada istilah jam karet atau keterlambatan pelaksanaan. Jika perlu buatlah schedule cadangan, sebagai alternatife bila schedule utama tidak bisa dilaksanakan karena beberapa alasan.
Search
Senin, 07 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
Wah betul juga, sy dukung deh klo gitu, kami ikut prihatin klo ada sekolah yg berbasis Religi ( Islam Khusunya )tetapi tidak dapat maju itu perlu kita bangun,,,berapa banyak madrasah nasibnya Laayamutu,,,walaa yahya,,? ( tidak bermutu karena kurang Biaya ?)
Posting Komentar