Subscribe to RSS feed

Search

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 06 September 2009

MERENCANAKAN PERUBAHAN DI COUNTER HAND PHONE ” INFOCELL ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Inovasi Dan Perubahan
Dosen : MUH. ROSYID, S.Pd. M.M.Pd.


Disusun oleh :
Nama : Intanita Eka Prasetyowati
Semester : VI (Enam)
E-mail : intanita55@ymail.com


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )
PUTRA BANGSA
PROGRAM STUDY MANAJEMEN ( S 1 )
KEBUMEN
2008

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini, semakin banyak persaingan dalam usaha apapun. Salah satunya adalah usaha counter Hand phone (HP).

Counter HP semakin banyak bagai jamur di musim hujan, bisa menjadi salah satu pemicu ketidaknyamanan ketika bekerja di counter HP. Mungkin karena owner yang kurang bisa menyikapi adanya persaingan usaha atau karena customer yang sering membanding-bandingkan pelayanan counter HP kita dengan yang lain.

B. PERMASALAHAN
Persaingan di tempat kerja adalah sesuatu yang sangat wajar, karena di sana kita tidak melakukan segala sesuatunya sendirian – ada orang-orang lain yang juga harus mengerjakan tugas yang sama dengan kita.

Kalaupun kita berkata bahwa kita sudah membentuk suatu tim kerja yang sangat bagus sehingga tidak mungkin terjadi persaingan, akan selalu ada kompetitor yang lain. Untuk itulah diperlukan bagaimana menyikapi hal tersebut.

Hal yang perlu ditinjau ulang dan diadakan perubahan dalam counter antara lain:
1. Persaingan yang tidak sehat antar karyawan
2. Bos /owner yang kurang menghargai karyawan,
Lalu bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tersebut diatas secara bijak dan tepat?

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH


A. COUNTER DAN PERMASALAHANNYA
Counter Hand Phone merupakan gerai penjualan hand phone dan assesoriesnya serta perbaikan/service HP. Semakin bertambahnya konsumen yang memiliki HP, mendorong semakin banyaknya bermunculan counter HP di berbagai tempat. Tak peduli di desa ataupun di kota. Counter Hand Phone ini biasanya merupakan usaha perorangan/personal. Sehingga kebijakan yang diambilpun tergantung sang pemilik. Jadi jangan heran jika banyak kebijakan yang mungkin tidak sesuai dengan pertimbangan karyawan.
Dalam setiap dunia kerja pasti memiliki permasalahan. Entah itu permasalahan kecil ataupun besar. Selama kita menyikapinya secara positif, permasalahan yang ada justru akan menolong kita untuk memunculkan puncak potensi yang kita miliki. Seperti persaingan, tujuan persaingan adalah untuk menuntut kita memunculkan kreativitas, keahlian dan potensi terpendam yang selama ini belum tergali. Yang perlu dipastikan adalah, entah persaingan itu terjadi di dalam perusahaan atau antar perusahaan yang lain, ada batasan-batasan etika kerja yang harus tetap kita pegang. Selama kita terus memegang etika-etika kerja yang ada dalam sebuah kompetisi, maka persaingan adalah sesuatu yang wajar. Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu dalam persaingan tidak boleh ada saling menjatuhkan/saling menyerang; kita hanya boleh berlomba-lomba mengungguli potensi yang dimiliki oleh ‘pesaing’ kita. Jika persaingan itu terjadi dalam satu perusahaan yang sama, kita harus tetap melakukannya dengan landasan pemahaman bahwa kita berada dalam satu tim, karena jika kita saling menjatuhkan/saling menyerang, kompetisi yang ada akan menjadi tidak sehat; perlahan tapi pasti perusahaan yang ada akan mengalami kemerosotan karena digerogoti dari dalam.
Berbagai permasalahan yang direncananakan mengalami perubahan k aarah yang lebih baik antara lain :
1. Persaingan yang tidak sehat antar karyawan
2. Bos yang kurang menghargai karyawan, baik dari segi gaji maupun perlakuan

B. PEMBAHASAN
1. Persaingan yang tidak sehat antar karyawan
Jika ternyata ada karyawan yang menghalalkan segala cara dan memiliki tujuan negatif, hal yang harus kita pastikan adalah :
Pertama tetap memiliki sudut pandang dan sikap hati yang bersih, karena dari situlah kita bisa memastikan bahwa kita tetap memegang rule persaingan yang sehat. Mungkin pihak lainnya mulai keluar dari batasan-batasan etika dari kompetisi yang sehat, tetapi kita tidak boleh ikut-ikutan.
Yang kedua, kita bisa mencoba untuk mengubah ‘rencana jahat’ dari karyawan lain menjadi ‘energi penggerak’ bagi kita sendiri, atau dengan kata lain, mencoba menyikapi niat kurang baik karyawan dengan respon yang positif, sehingga kita justru bisa membuat niat jahat pesaing kita menjadi batu loncatan, bukan batu sandungan. Dengan mengetahui bahwa ada orang yang ingin menjatuhkan kita, kita akan menjadi lebih waspada, sehingga kita pun terus terdorong untuk memaksimalkan potensi-potensi yang kita miliki. Akan tetapi, jika kita meresponi ‘rencana jahat’ itu secara negatif, kita pun akan mulai terpancing untuk merencanakan hal-hal jahat demi menjatuhkan lawan kita. Itu sebabnya kita perlu memiliki sudut pandang dan sikap hati yang bersih. Tanpa sudut pandang dan sikap hati yang bersih, kita akan dengan mudah terjebak dalam persaingan yang bersifat saling serang. Di sisi lain, kalau pun kita berhasil menyingkirkan pesaing kita, hal itu tidak akan memberi keuntungan apa-apa bagi kita, karena sama halnya jika kita menaburkan kejahatan, sekali waktu kita pun akan menuai apa yang ditabur itu.
Lalu yang ketiga, kita perlu terus mengembangkan kemampuan dan kapasitas yang kita miliki, karena semakin kapasitas kita berkembang, semakin persaingan akan jauh dari kita. Ada sebuah buku yang sangat bagus, berjudul 'Blue Ocean Strategy' yang membagikan prinsip-prinsip tentang bagaimana kita bisa menghindari persaingan, yaitu dengan mencari peluang-peluang baru, mengembangkan kapasitas-kapasitas terpendam yang kita miliki, sehingga itu akan membuat kita ada di atas rata-rata. Jika kita ada di atas rata-rata, siapa yang akan bersaing dengan kita? Tetapi jika kita masih rata-rata, persaingan yang ada akan menjadi sangat ketat.
Intinya dalam persaingan ini setiap personal harus siap untuk berkompetisi secara maksimal dan sportif. Kecuali jika pesaing mulai keluar dari rule, maka karyawan juga berhak membuat langkah lain.

2. Owner yang kurang menghargai karyawan, baik dari segi gaji maupun perlakuan.
Setiap counter HP memberikan penghargaan yang berbeda kepada para karyawannya. Penghargaan dapat berupa finansial dan non finansial. Ada beberapa owner yang bersikap kurang menghargai karyawan. Mereka menganggap karyawan hanya sebagai mesin penghasil uang yang tak perlu diberi perasaan, dihormati dan dilakukan dengan lebih manusiawi. Karena paradigma yang salah ini, beberapa karyawan memutuskan untuk out dari pekerjaannya daripada bekerja dengan perasaan yang tersakiti atau menahan beban perasaan. Atau ada yang memilih tetap bertahan bekerja ditempat itu karena mungkin dari segi lain masih menuntungkan.
Jika anda termasuk orang yang bertahan, anda bisa melakukan hal ini :
1. Ujilah kebijakan personal Anda untuk bertahan
2. Kembangkan pilihan kerja yang lentur, dengan mempetimbangkan factor lain
3. Ciptakan atau rancang ulang jabatan yang cocok untuk anda. Apakah anda masih patut bekerja ditempat itu atau anda memiliki alternative kerja lain yang mungkin lebih baik?
4. Tawarkan rencana kesejahteraan yang lentur kepada bos. Mungkin anda bisa menyampaikannya dengan bahasa lain yang mungkin lebih berkenan dihati bos.
5. Tetap bersikap fleksibel terhadap bos, meskipun dia sering marah-marah atau perlakuan anda dengan tidak baik.
6. Jika perlu tunjukkan kemampuan atau kelebihan anda dalam bekerja, sehingga bos memiliki pertimbangan lain dalam menghargai anda.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian pada bab II, bisa disimpulkan beberapa cara menghadapi persoalan berikut:
1. Menghadapi persaingan yang tidak sehat, bisa diatasi dengan cara :
a) Tetap memiliki sudut pandang dan sikap hati yang bersih,
b) Kita bisa mencoba untuk mengubah ‘rencana jahat’ dari pesaing-pesaing kita menjadi ‘energi penggerak’ bagi kita sendiri,
c) Kita perlu terus mengembangkan kemampuan dan kapasitas yang kita miliki, karena semakin kapasitas kita berkembang, semakin persaingan akan jauh dari kita.
d) Siap untuk berkompetisi secara maksimal dan sportif. Kecuali jika si pesaing mulai keluar dari rule, maka kita juga berhak membuat langkah lain.
2. Cara menghadapi owner / bos yang kurang menghargai karyawan :
a) Ujilah kebijakan personal Anda untuk bertahan
b) Kembangkan pilihan kerja yang lentur, dengan mempetimbangkan factor lain
c) Ciptakan atau rancang ulang jabatan yang cocok untuk anda.
d) Tawarkan rencana kesejahteraan yang lentur kepada bos. Mungkin anda bisa menyampaikannya dengan bahasa lain yang mungkin lebih berkenan dihati bos.
e) Tetap bersikap fleksibel terhadap bos,
f) Tunjukkan kemampuan atau kesungguhan anda dalam bekerja,
g) Bersikaplah dengan wajar, lebih bijak, jangan membuat target berlebih yang memberatkan diri anda.

B. PENUTUP
Demikian makalah kecil ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat.



KEPUSTAKAAN

http://mick182.blogspot.com
http://www.andriewongso.com
http://organisasi.org

0 comments:

Posting Komentar