DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
DOSEN : MUH. ROSYID, S.Pd., M.M.Pd.
Disusun oleh :
Nama : MUHAMAD TURSINO
Semester : 3 (Tiga)
NIM : 070055509
E-mail : mastursino@ yahoo.co.id
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PUTRA BANGSA KEBUMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1)
TAHUN AKADEMIK 2007/2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesal atau dongkol pada diri seseorang sering direfleksikan dengan marah di dalam hati atas suatu kejadian tertentu. Tetapi kalau tidak tahan sering diungkapkan dengan teriakan minimal dengan bergunggam. Bayangkan saja misalnya ketika orang-orang sedang begitu sabarnya mengantre untuk membeli tiket kereta, tiba-tiba ada seseorang nyelenong saja ke tempat tiket. Dan anehnya kok dilayani oleh petugas tiket. Wajar saja lalu setiap orang disitu kesal melihat ulah ke dua orang tersebut. Itulah yang disebut dengan kesal yang wajar.
Bagaimana dengan contoh yang satu ini; misalnya ketika seseorang (A) telah memberikan pertolongan kepada orang lain (B). Namun yang ditolong (B) tidak mengucapkan terimakasih sedikit pun kepada si A. Pantaskah si A begitu kesalnya kepada si B? Ya, bisa jadi timbul kesal karena merasa tidak dihargai. Namun dikategorikan kesal yang tak wajar. Bahkan dekat dengan ciri kebodohan. Mengapa? Karena kalau seseorang telah membantu orang lain dengan tulus iklas lalu mengapa dia harus mengharapkan penghargaan dari orang yang ditolongnya. Kecuali kalau tidak ikhlas alias mengharapkan sesuatu dari yang ditolongnya.
B. PERMASALAHAN
Persaingan di tempat kerja adalah sesuatu yang sangat wajar, karena di sana kita tidak melakukan segala sesuatunya sendirian – ada orang-orang lain yang juga harus mengerjakan tugas yang sama dengan kita.
Dalam persaingan, bahkan dalam kerja sama antar personal di tempat kerja, sering juga terjadi kecemburuan sosial karena si boss bersikap kurang adil atau bahkan pilih kasih terhadap bawahan. Mungkin disebabkan karena adanya hubungan darah atau kerjadian kejadian tertentu di masa lampau. Sehingga pimpinan kurang profesional dalam bersikap. Lalu bagaimanakah menghadapi kecemburuan sosial di tempat kerja seperti ini ?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. KECEMBURUAN KERJA
Contoh sederhana dari kecemburuan kerja : Bila di kantor, atasan lebih sering meminta rekan kerja untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya merupakan bagian dari pekerjaan saya. Walaupun hasilnya tidak sebaik bila dikerjakan oleh saya, hasil kerja rekan saya lebih disukai oleh atasan saya. Seorang sahabat memberitahu bahwa atasan saya lebih menyukai hasil kerja rekan saya itu karena dia percaya akan kemampuan dirinya. Sedangkan saya dinilai selalu ragu-ragu bila hendak mengambil keputusan. Saya juga dinilai terlalu lama karena biasanya saya meminta bantuan dan masukan dari teman-teman atau pihak lain untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa perlakuan berbeda dari atasan dapat mempengaruhi keharmonisan perusahaan / kantor. Meskipun hal itu sebenarnya bukan maksud dari atasan untuk membeda-bedakan karyawan. Akan tetapi atasan maupun bawahan perlu mencermati adanya kecemburuan kerja ini, agar nantinya tiap personal tidak menjadi duri dalam daging bagi perusahaan. Bahkan dikalangan guru pun sering terjadi kecemburuan kerja yang disinyalir sebagai akibat dari adanya sertifikasi guru.
Pengertian kecemburuan kerja diartikan sebagai rasa dan sikap seseorang karena perlakuan tidak adil oleh pihak lain dalam bidang pekerjaan. Pihak lain ini bisa atasan, institusi/lembaga, pemerintah ataupun karyawan lain. Jadi bisa pihak internal maupun eksternal.
B. PEMBAHASAN
Banyak hal yang bisa menjadi kecemburuan dalam kerja, antara lain :
- Kenaikan Gaji yang tidak merata
Rasa kecemburuan kerja karena hal ini merupakan hal wajar. Karena gaji yang tidak merata, maka karyawan akan merasa diperlakukan kurang adil, kurang merasa dihargai serta senantiasa mencari apa kesalahan dari sistem penggajian yang ada, bahkan jika perlu mencari kesalahan dari pihak yang dinaikkan gajinya. Karena dia sebagai pihak yang tidak dinaikkan gajinya akan merasa kurang puas dengan kebijakan seperti itu. Meskipun kenaikan gaji tersebut karena memang prestasi yang diperoleh oleh sang penerima. Dalam hal ini atasan harus bisa bersikap profesional. Memberikan gaji sesuai proporsinya.
- Stress
Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu diperlukan manajemen stress.
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik. Goliszek (2005) menyatakan bahwa usaha untuk memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi lebih biak dengan :
- Mempelajari apa itu stress
- Mengenali gejala stres yang terjadi dalam diri
- Mengubah pola perilaku
- Memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stres yang cepat dan sederhana
Gejala-Gejala
• Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
• Bertindak secara agresif dan defensif
• Merasa selalu lelah.
• Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
• Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
• Otot-otot tegang.
• Sakit kepala, perut dan diare.
Komplikasi
• Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
• Sakit mental, hysteria.
• Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
• Tidak bisa tidur (insomnia).
• Migren/kepala pusing.
• Sakit maag.
• Serangan asma yang tambah berat.
• Ruam kulit.
Penyebab
• Kejadian hidup sehari-hari baik gembira dan sedih seperti:
- Menikah/mempunyai anak.
- Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi.
- Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai.
• Tidak sehat.
• Lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu panas dalam rumah atau tempat kerja.
• Masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan.
• Kurang percaya diri, pemalu
• Terlalu ambisi dan bercita-cita terlalu tinggi.
• Perasaan negatif seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi.
• Tidak dapat bergaul, kurang dukungan kawan.
• Membuat keputusan masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilai-nilai/prinsip hidup pribadi. Yang dapat anda
- Atasan yang kurang adil
Atasan yang kurang adil memang menjadi momok yang menakutkan bagi setiap karyawan. Jengkel dan tertekan menjadi makanan harian. Jengkel karena mereka tidak profesional dalam berbuat. Tertekan karena kita tak berani protes. Atau berani protes dengan resiko resign (keluar) dari perusahaan.
Jika memang bos sudah keterlaluan, maka kita perlu mengingatkan dengan cara :
Mengembalikan tiap personal pada job description yang ada
Melakukan yang terbaik dalam kerja, sehingga bos melihat bahwa kita memang sungguh-sungguh dalam bekerja.
Biarkan bos menilai kita
Lalu sampaikan apa yang menjadikan bos tidak adil terhadap karyawan/bawahan
Bila boss tidak berubah, maka kita bisa mengambil keputusan lain sesuai pertimbangan kita. Tetapi jangan berbuat bodoh yang justru bisa menyebabkan kita dibenci atau di black list orang lain.
- Sensitivitas personal
Merupakan sikap diri seseorang yang lebih mudah tersinggung atau merasa dirinya direndahkan oleh yang lain.
Karena tingkat sensitivitas seseorang berbeda, maka kita memang pelu memahaminya dan berhati-hati dalam berbuat, berkata ataupun mengambil keputusan yang bersangkutan dengan kebijakan kerja.
Dalam hal ini diperlukan control diri dan emosi. Agar tiap personal tidak mudah merasa tersinggung dalam menerima kebijakan yang ada.
- Job description yang kurang ideal
Misalnya bagian penjualan diberi tugas yang lebih berat daibanding bagian persediaan. Padahal gaji mereka sama. Ini sangat rentan konflik. Jadi hanya yang rajin yang bisa berprestasi.
Job deskripsi harus diatur sesuai proporsi dan keahlian masing-masing. Hindari rangkap jabatan dan ketidakseimbangan tugas.
- Adanya masalah lain
Masalah ini bisa merupakan konflik bawaan dari rumah atau dari luar perusahaan. Karena konflik atau masalah berasal dari luar, maka penyelesaiannyapun harus dari eksternal problem root. Akar permasalahan diluar harus dicabut dengan perlahan dari pihak eksternal yang berkait.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian pada bab II, bisa disimpulkan penyebab kecemburuan kerja beserta manajemennya adalah sebagai berikut :
1. Kenaikan gaji yang tidak merata
Bisa diatasi dengan cara atasan bersikap profesional. Memberikan gaji sesuai proporsi karyawan.
2. Stress
Dengan mengetahui apa yang menjadi sebab stress, maka kita akan tahu pemecahannya.
3. Sikap atasan yang kurang adil
4. Sensitivitas personal
Dalam hal ini diperlukan control diri dan emosi. Agar tiap personal tidak mudah merasa tersinggung dalam menerima kebijakan yang ada.
5. Job description yang kurang ideal
Job deskripsi harus diatur sesuai proporsi dan keahlian masing-masing. Hindari rangkap jabatan dan ketidakseimbangan tugas.
6. Masalah lain
Akar permasalahan diluar harus dicabut dengan perlahan dari pihak eksternal yang berkait.
B. PENUTUP
Demikian makalah ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Terima kasih atas segala sumbangsih dari semua pihak sehingga makalah ini terselsesaikan.
Kebumen, 12 Januari 2009
KEPUSTAKAAN
Hawari, Dadang. Manajemen stress, Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Gramedia : Jakarta. 2001
http://mick182.blogspot.com
http://www.andriewongso.com
http://organisasi.org
http://id.wikipedia.org
Search
Sabtu, 07 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar